Menkeu Sebut Inggris Minta RI Tetap Terbitkan Global Bond di London

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah Inggris meyakinkan pemerintah Indonesia untuk tetap menerbitkan surat utang global berdenominasi dolar AS (global bond) di London Stock Exchange di tengah situasi ketidakpastian proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kedua perwakilan negara mendiskusikan soal situasi Inggris pasca Brexit, terutama terkait dengan kerja sama penerbitan global bond RI selama ini di London Stock Exchange.
"Mereka akan terus meminta, dan menyampaikan bahwa London Stock Exchange tetap high competitive. Oleh karena itu, diharapkan dalamplanning financing Indonesia ke depan diharapkan London masih menjadi basis (RI)," kata Menkeu di kantornya, Jakarta, Senin (24/9/2018).
Pernyataan itu disampaikan Menkeu usai bertemu dengan perwakilan pemerintah Inggris yang dipimpin oleh Menteri Muda Inggris urusan Ekonomi John Glen.
Perempuan kelahiran Bandar Lampung itu menyebut, posisi London sebagai salah satu pusat keuangan dunia terancam akibat Brexit. Indonesia dinilai Menkeu berkepentingan karena ibu kota Inggris itu menjadi salah satu andalan pemerintah untuk meraup dana segar demi menambal defisit APBN.
"Kalau bicara tentang penerbitan bond terutama dengan investor baseddi Eropa, apakah posisi London sesudah Brexit akan tetep sama, terutama dengan keinginan negara-negara lain seperti Prancis untuk menjadi pusat keuangan dunia," katanya.
Namun, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu tidak memastikan apakah Indonesia akan tetap menerbitkan global bond di London pasca Brexit. Selain itu, dia juga masih mempertimbangkan kerja sama yang ditawarkan oleh Inggris untuk menerbitkan obligasi hijau (green bond) di negaranya.
Usai bertemu Sri Mulyani, Menteri Muda Inggris urusan Ekonomi John Glen menegaskan bahwa Inggris tidak akan menutup dari pergaulan global. Inggris, kata dia, ingin ekonomi tetap tumbuh, termasuk di sektor keuangan.
Glen juga mendorong Indonesia untuk tetap menerbitkan surat utang di London sekaligus menawarkan peluang untuk menerbitkan obligasi hijau. Pasalnya, negara dengan sistem kerajaan itu merupakan pemimpin global dalam penerbitan obligasi hijau.
Saat ini, proses Brexit yang dikomandoi oleh Perdana Menteri Theresa May berlangsung alot setelah proposalnya ditolak oleh para pemimpin negara Uni Eropa pekan lalu. Namun, Inggris tetap berkomitmen untuk mewujudkan Brexit karena sesuai amanat referendum rakyat, tidak ada opsi untuk bertahan di Uni Eropa.

0 comments