Ekonom Ragukan Target Danantara Sumbang Rp 808 Triliun untuk APBN

IVOOX.id – Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Riandy Laksono menilai kemampuan Danantara dalam memenuhi target yang diminta Presiden Prabowo untuk menyumbang pemasukan negara Rp 808 triiun masih dipertanyakan, mengingat sebagian besar dana yang dikelola bersumber dari Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Tadinya kita pikir Danantara ini akan menjadi sumber investasi saja. Tapi ternyata tahun 2029 juga ditargetkan menyumbang karena ROA-nya diasumsikan capai 5 persen dari aset yang USD 1.000 miliar, atau sekitar 5 persen. Dan ini kalau di Indonesia kan setara Rp700–Rp800 triliun,” kata Riandy dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/8/2025).
Riandy menjelaskan, pemerintah sebaiknya tidak menetapkan target terlalu tinggi. Menurutnya, yang lebih penting adalah memastikan defisit APBN tetap terkendali. “Enggak perlu kita hidup tanpa utang. Asalkan pengelolaan utangnya masih sustainable atau berhati-hati. Kalau kita paksa Danantara untuk mengucurkan uang sampai Rp 700 triliun, memang bisa? Aset Danantara itu kebanyakan DPK. Kedua, tidak semuanya aset produktif,” ujarnya.
Di sisi lain, Riandy menekankan bahwa peran Danantara sebaiknya tidak sebatas menjadi penyumbang pemasukan negara. Lembaga ini, kata dia, harus diarahkan untuk memperkuat investasi di sektor-sektor baru yang rawan kegagalan pasar.
“Sebaiknya Danantara fokus mendorong sektor baru yang banyak market failure, khususnya sektor yang hanya bisa dimasuki oleh pemerintah,” katanya.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto meminta Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) untuk menyumbang pemasukan negara sebesar Rp 808 triliun. Menurut Prabowo, langkah ini penting agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dapat berjalan tanpa defisit.
Untuk diketahui, pemerintah menargetkan defisit APBN tahun ini berada di kisaran 2,78 persen, sesuai ketentuan agar tetap di bawah 3 persen setiap tahunnya.

0 comments