Cina akan Berperan Lebih Jauh Kurangi Sanksi Korut

IVOOX.id, Jakarta - Para pejabat tinggi Korea Utara dan Cina baru saja bertemu di Pyongyang, sebelum adanya kunjungan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un ke Beijing pada 19 Juni lalu.

Pertemuan kedua pejabat dilakukan untuk membahas kerjasama bilateral kedua negara untuk dapat lebih erat dengan PBB dan organisasi internasional lainnya.

Pertemuan antara Zhang Chenggang, duta besar Cina untuk Korea Utara, dan Kim Chang-min, asisten menteri luar negeri Korut yang bertanggung jawab atas organisasi internasional, melakukan pertemuan di Kedutaan Besar Cina di Pyongyang pada 14 Juni.

Kedua pejabat secara intensif membahas cara-cara untuk memperkuat kerjasama bilateral di panggung internasional pada pertemuan, yang juga dihadiri oleh pejabat kedutaan dan kementerian lainnya.

Mereka juga bertukar pandangan tentang kejadian baru-baru ini di Semenanjung Korea dan setuju untuk meningkatkan komunikasi dua arah untuk kerjasama yang lebih erat pada isu-isu diplomatik global dan multinasional, kata sumber tersebut.

Pertemuan terjadi menjelang kunjungan Kim 19-20 Juni ke Cina, memicu spekulasi bahwa Cina akan memainkan peran lebih besar dalam mengurangi sanksi PBB dan memperluas bantuan organisasi internasional untuk Korut.

"Pertemuan Pyongyang terlihat bermakna, karena kedua negara tampaknya memperdalam koordinasi untuk mengurangi sanksi terhadap Korea Utara dan meningkatkan bantuan ekonomi internasional untuk Pyongyang," kata seorang analis yang tidak ingin disebutkan namanya.

"Amerika Serikat bertekad untuk mempertahankan sanksi anti-Utara sampai langkah-langkah denuklirisasi konkret terlihat. Dengan demikian, China, bersama dengan Rusia dan lainnya, diharapkan untuk mempromosikan suasana yang mendukung pelonggaran sanksi terhadap Korea Utara di panggung internasional," kata sang analis.

Pada bulan Mei, sebanyak 200 perusahaan Cina berpartisipasi dalam pameran perdagangan internasional yang diadakan di Pyongyang. Kedua negara berencana untuk membuka rute penerbangan baru antara Cina Xian dan Pyongyang pada bulan Juli tahun ini.