Bank Sampah Induk Satu Hati, Jadi Salah Satu Contoh Terbaik

IVOOX.id, Jakarta -- Bank Sampah Induk (BSI) Satu Hati setiap harinya menyediakan belasan truk yang mondar-mandir menjemput tumpukan sampah anorganik dari delapan kecamatan di Jakarta Barat. Per hari, pusat bank sampah yang berlokasi di Jalan Kemuning Raya, Cengkareng Barat, ini menampung sampah berkisar 6-10 ton.
Sejak beroperasi April 2017, bank sampah ini sudah mengurangi timbulan sampah sebanyak 3.748 ton. Yang terbilang fantastis, perputaran uang atau omzet dari jual-beli sampah tersebut nilainya mencapai Rp7,2 miliar sejak BSI berdiri.
Berdiri di area seluas 500 meter persegi, BSI Satu Hati yang dikelola Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat (LH Jakbar) dan bekerja sama dengan masyarakat tersebut kini menjadi salah satu contoh terbaik pengelolaan sampah di tingkat kota.
Suku Dinas LH Jakbar mensuport sebagian tenaga kerja dan operasional truk sampah yang berjumlah 16 unit, sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh pengurus.
BSI Satu Hati menjadi pusat jual-beli sampah yang menggerakkan warga di melakukan pengurangan sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga. Warga diajak memilah sampah berdasarkan jenis, dikumpulkan, lalu disetorkan ke Bank Sampah Unit (BSU) di tingkat kelurahan. Dari situ, sampah yang telah dipilah ditransaksikan dengan uang di BSI Satu Hati.
Sampah yang diterima BSI Satu Hati beragam jenisnya. Mulai dari gelas plastik, botol plastik, kemasan saset, kertas, ember bekas, tembaga, hingga alumunium. Setiap jenis sampah juga dihargai beragam. Gelas air minuman dalam kemasan (AMDK), misalnya, bisa dihargai Rp7.700 per kilogram dalam kondisi bersih. Jika kotor, harganya hanya setengahnya.
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Edy Mulyanto, mengaku pada mulanya tidak mudah untuk mengajak warga peduli memilah sampah. Pasalnya, warga memiliki pola pikir sampah tidak bernilai.
Karena itu, tambah Edy, pihaknya menarik minat masyarakat dengan menawarkan harga kompetitif. Rata-rata harga beli sampah di atas harga di pengepul sekitar 10%-20% lebih tinggi.
Kemudahan juga diberikan lantaran sampah dari masyarakat dijemput langsung oleh truk milik Sudin LH Jakbar. Jadwal penjemputan pun bisa diatur sesuai kesepakatan.
Kegiatan jual-beli sampah di BSI Satu Hati juga bekerja sama dengan bank BUMN, yakni BNI. Nasabah BSI juga tercatat sebagai nasabah BNI dan transaksi dilakukan secara non-tunai. Hasil penjualan masuk ke rekening nasabah.
Hingga kini sekitar 35.000 warga Jakarta Barat tercatat sebagai nasabah BSI Satu Hati. Selain kalangan warga, nasabah juga ada dari kalangan siswa sekolah.
Dari sampah yang disetor, BSI juga memproduksi kerajinan kreatif. Antara lain miniatur ondel-ondel dan produk tas guna ulang. (Adhi Teguh)

0 comments