April 20, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

ABU BAKAR ASH – SHIDDIQ (3) : Saudagar Yang Sukses Dan Berhati Mulia

IVOOX.id, Jakarta – Abu Bakar bukanlah orang yang miskin. Sejak jaman jahiliyah, beliau terkenal sebagai saudagar sukses yang berhati mulia.

Sejak remaja Abu Bakar sudah mulai berdagang. Beliau merupakan salah satu pedagang tersukses di kota Makkah.

Dengan modal empat puluh dirham, Abu bakar melakukan perjalanan dagang ke Basyra, Syam dan beberapa kota lainya.

Berkat kerja kerasnya Abu Bakar menjadi orang yang sangat kaya di kota Makkah. Disamping itu Abu Bakar juga terkenal sebagai orang kaya yang dermawan. Keperdulianya kepada fakitr miskin terkenal dikota Makkah.

Baca juga : ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ (1) : Kemulian Seorang Sahabat

Sejak jahiliah Abu Bakar memiliki sifat mulia. Selalu bersikap adil dan murah hati. Sikapnya membuat beliau di hormati dan disegani dikalangan suku Quraisy.

Masyarakat suka berdagang dengan Abu Bakar. Hal ini karena Abu Bakar merupakan sosok yang jujur dan adil dalam berdagang.

Setelah sukses berdagang Abu Bakar menikah dengan Qutailah Binti Abdul Uzza.

 

Pantang Minum Khamar

Sebelum keislamannya Abu Bakar sudah dikenal sebagai sosok yang memiliki karakter yang indah : Adil, Jujur, Bewawasan luas, dan dermawan.

Abu Bakar tidak larut dalam tradisi jahiliyah yang ada saat itu, seperti kebiasaan meminum Khamr (minuman keras).

Dalam suatu Riwayat Aisyah ra berkata, “Abu Bakar telah mengharamkan Khamr sejak masa Jajiliyah”.

“Aku adalah orang yang mnejaga kehormatan dan menjaga Muru’ah. Siapa yang meminum Khamr, berarti dia telah melalaikan kehormatan” Alasan Abu Bakar tentang sikapnya yang tidak ikut meminum Khamr.

Menurut Aisyah ra, Abubakar mmengharamkan Khamr baginya ketika beliau pernah melihat suati ketika melihat seseorang mempermalukan diri sendiri karena mabuk setelah minum Khamr.

Baca juga : ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ (2) : Silsilah Keluarga Sahabat Sejati Rasulullah SAW

Pantang Menyembah Berhala

Sebagaimana Rasulullah saw, Abu Bakar selama hidupnya juga tidak pernah menyembah berhala, Ini merupakan keutamaan yang mencolok dari Abu Bakar diantar sahabat Rasulullah lainya.

Suatu ketika di masa remaja, Abu Bakar pernah diajak sang ayah ke suatu tempat yang  penuh dengan berhala.

“Ini semua adalah Tuhan mu”, jelas Abu Quhafah.

“Aku lapar, beri aku makan”, ucap Abu Bakar sambal mendekati sang ayah.

“Aku tidak memiliki pakaian, beri aku pakaian”, pinta Abu Bakar kembali.

Karena berhala tersebut tidak merespon, Abu Bakar melempar berhala tersebut dengan batu hingga terjatuh.

Abu Bakar dikaruniai akal yang jernih serta fitrahnya yang lurus. Ini menghidarkan beliau dari kehinaan dan perbuatan yang tidak terpuji. Tidak heran mudah bagi Abu Bakar menerima Islam dan menjadi ujung tombahk dakwah, menjadi morang paling utama setelah Rasulullah saw.

 

Bersambung….

 

(Sumber : The Golden Story of Abu Bakar Ash-Shiddiq)

0 comments

    Leave a Reply