April 26, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

ABU BAKAR ASH – SHIDDIQ (1) : Kemuliaan Seorang Sahabat

IVOOX.id, Jakarta – Jika kita memahami episode perjalanan kehidupan Rasulullah SAW, maka kita akan menemukan sebuah kemuliaan dalam diri  Abu Bakar Ash – Shiddiq, ada kepercayaan, kesetian dan pengorbanan dalam diri sang sahabat.

Dalam rangka Ramadhan ini IVOOX.id akan menulis dengan tinta emas kisah Abu Bakar Ash – Shiddiq, orang yang diberikan derajat yang mulia. Mempelajari kisahnya membuat kita seakan-akan tidak percaya apakah benar ada orang seperti ini dimuka bumi. Semoga seri tulisan ini akan memberikan inspirasi dan kebaikan bagi kita semua.

Abu Bakar layak disanjung setinggi-tingginya sebagai sahabat Rasul yang pertama kali memeluk Islam sebagai agamanya. Setidaknya ada empath al yang mebuat Abu bBakar menjadi sosok istimewa diantara Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.

Baca Juga : Abu Bakar (2) : Silsilah Keluarga Sahabat Setia Rasulullah SAW

Menemani Rasulullah Hijarah Ke Madinah.

Abu Bakar adalah sososk yang menemai Nabi Muhammad ketika hijrah ke Madinah. Tidak ada rasa letih ditampakan Abubakar ketika menemau Rasulullah hijrah ke Madinah. Beliau mempersilahkan Rasulullah beristirahat sementara beliau tetap berjaga.

Anas Bin Malik meriwayatkan dari Abu Bakar, Abu Bakar mengatakan Ketika berada dalam gua, aku berkata kepada Rasululah, “Sekiranya orang-orang musyrik  ini melihat kebawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat”. Rasulullah menjawab, “Bagaimana pendapatmu waih Abu Bakar dengan dua orang manusi sementara Allah menjadi yang ketiga (maksudnya Allah swt Bersama kedua orang tersebut)”. Rasulullah menenangkan Abu Bakar ketika dikepung oleh kamu musyrik yang ingin menangkap mereka.

Riwayat tersebut menggambarkan bagai mana dekatnya Abu Bakar dengan Rasulullah Muhammad saw

Paling Dalam Ilmunya Dan Kedudukan Di Sisi Rasulullah

Abu Sa’id a-Khurdi mengatakan suatu ketika Rasulullah saw berkutbah diahadapan para sahabatnya dnegan mengatakan “Sesungguhnya Allah telah menyururh seorang hamba untuk memilih dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa yag ada di sisi Nya, dan Hamba tersebeut memilih apa yang ada di sisi Allah”.

Mendengar hal tersebut Abu Bakar menangis, kami heran mengapa ia menangis ? Padahal Rasulullah hanya menceritakan seorang hamba yang memilih kebaikan. Akhirnya kemi baru mengetahui bahwa hamba tersebut ada;ah Rasulullah saw sendiri.

Kisah ini memperlihatkan Abu Bakar lah yang paling mengerti serta berilmu diantara para sahabat lainya.

Lalu Rasulullah melanjutkan kutbahnya, “Sesungguhnya orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih, namun cukuplah persaudaraan se Islam dan kecintaan karenanya”.

Riwayat ini menunjukan bagaimana sayangnya Rasulullah kepada sosok Abu Bakar. Begitu dekat dan menghargainya Rasulullah kepada Abu Bakar.

Dari Amr Bin Ash, Rasulullah pernah mengutusku dalam perang Dzaru as-Salasil, saat itu aku bertemu Rasulullah dan bertanya kepada beliau, “Siapakah orang yang paling engkau cintai ?” Rasulullah saw menjawab, “Aisyah”. Kemudian kutanyakan lagi, “Dari kalangan laki-laki ?”. Rasulullah saw menjawab, “Ayahnya (ayah Asiyah adalah Abu Bakar) ?"

Baca juga : Abu Bakar (3) : Saudagar Yang Sukses Dan Berhati Mulia

Dipastikan Masuk Surga Saat Masih Hidup Di Dunia

Abu Musa al Asy’ari mengisahkan, suatu ketika dia berwudhu di rumahnya, lalu keluar menemani Rasulullah saw. Abu Musa hendak berangkat ke masjid dan bertanya dimana Nabi Muhammad saw, lalu dijawab keluar bahwa Nabi saw keluar untuk suatu keperluan.

Abu Musa pun berusahan menyususl Rasulullah, Abu Musa masuk kedalam sebuah kebun yang didalamnya ada sebuah sumur yang disebut sumur Aris. Abu Musa menunggu di depan pintu kebun. Setelah itu Abu Musa masuk kedalm kebun, dan menemui Rasulullah saw sedang duduk diatas sumur tersebut sambal menyingkap kedua betisnya dan menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur.

Abu Musa mengucapkan salam kepada Rasulullah dan kembali berjaga di depan pintu.

Tak lama kemudian datanglah seseorang ingin ke kebun. Lalu Abu Musa berkata, “Siapa itu ?”. kemudian orang di depan pintu menjawab “Abu Bakar”. Lalu Abu Musa mejawab, “Tunggu sebentar”.

Lalu kemudian Abu Musa masuk menemui Rasulullah saw. ”Wahai Rasulullah, ada Abu Bakar dating dan meninta izin masuk”. Abu Musa berkata kepada Rasulullah saw.

“Persilahkan masuk dan beritahukan padanya bahwa dia adalah penghuni surga”. Jawab Rasulullah saw.

Abu Bakar bernama asli Abdullah bin Ustman at Taimi adalah lelaki yang lemah lebut. Namun dalam memerangi orang yang murtad beliau memiliki pendirian yang kokoh, bahkan lebih tegas dai Umar Bin Khattab.

Zuhud Dan Wara

Abu Bakar meninggal tanpa menyisakan speser dirham atau dinar, seperti diriwayatkan dari al-Hasan bin Ali.

Saat menjadi khalifah, Abu Bakar tetap pergi bekerja mencari nafkah. Umar Bin Khattab sempat melarangnya dan mengajurkannya untuk mengambil upah dari Baitul mal, menimbang betapa beratnya tugas seorang khalifah.

Lelaki mulia itu wafat pada hari senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 H pada usia 63 tahun, sama dengan manusia paling dicintainya, Rasulullah saw.

Bersambung...

(Sumber : The Golden Story of Abu Bakar Ash-Shiddiq)

0 comments

    Leave a Reply