Wapres: Pemerintah Lebih Optimistis Genjot Pertumbuhan Ekonomi

iVooxid, Jakarta - Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengatakan pemerintah lebih optimistis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2017 yang diproyeksikan pada 2016 mencapai 5,02 persen karena penerimaan dan pertumbuhan di daerah serta harga komoditas mulai membaik.
"Walaupun masih ada risikonya, dibandingkan dengan masalah-masalah tahun lalu ini jauh lebih baik, yakni pada komoditas dan perkembangan ekonomi yang lainnya sehingga kita lebih optimis lagi," kata Wapres di auditorium Kantor Wakil Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/2/2017).
JK juga menepis anggapan bahwa pemerintah pesimistis mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 karena performa pertumbuhan pada tahun 2015 dan 2016 yang cenderung melambat.
Menurut Wapres, pemerintah tidak pesimistis, hanya mengharapkan peningkatan yang sedikit lebih baik karena pada tahun 2015 dan 2016 penerimaan dan pertumbuhan di daerah tidak efektif serta harga komoditas, seperti batu bara, sawit, dan bahan tambang, serta mineral, sangat jatuh di pasaran.
Namun, sejak akhir 2016 hingga memasuki kuartal pertama 2017, JK melihat harga komoditas-komoditas itu telah naik, antara lain, batu bara dari 50 dolar AS per ton menjadi 80 dolar AS per ton dan minyak bumi dari 30 dolar AS per barel menjadi 50 dolar AS per barel.
"Tentu ini 'kan karena stok di negara, seperti Tiongkok menurun. Kita harapkan bahwa pendapatan negara dan masyarakat juga naik sehingga pajak naik, penerimaan naik, dan kita dapat menjalankan APBN yang lebih baik dibandingkan tahun lalu walaupun sudah kita kurangi juga," katanya.
Terkait dengan efektivitas penerimaan pajak, Wapres juga merasa optimistis akan lebih baik karena proses perpajakan yang lebih luas dan adanya pengampunan pajak (tax amnesty).
"Dua hal saja itu lebih baik walaupun ada risiko global lagi akibat Amerika ke Tiongkok dan sebagainya. Akan tetapi, tetap lebih baik daripada tahun sebelumnya," kata JK.
Sebelumnya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa Pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 dapat bergerak di angka 5,4 s.d. 5,7 persen dengan angka dasar atau "baseline" 5,1 persen. (ant)

0 comments