Pariwisata Danau Toba Diharapkan Tarik Sejuta Wisman 2019

iVooxid, Manila - Pariwisata kawasan Danau Toba dan daerah sekitarnya di Provinsi Sumatera Utara diharapkan dapat menarik hingga satu juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019.
"Kami optimistis bisa mencapai satu juta wisman ke Danau Toba pada 2019," kata Direktur Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba, Basar Simanjuntak, ketika ditemui dalam acara Travel Tour & Expo (TTE) Philippines 2017 di Manila, Filipina, Jumat (10/2/2017).
Basar mengungkapkan, target satu juta orang itu adalah sebesar lima persen dari target 2019 yaitu 20 juta wisman.
Jumlah wisman yang akan berkunjung ke Danau Toba diharapkan sangat besar terutama setelah pemerintah menetapkan lokasi tersebut sebagai program salah satu destinasi kelas dunia.
Basar juga meyakini target itu dapat tercapai bila program seperti infrastruktur dan konektivitas, hingga berbagai sarana dan prasarana penting lainnya juga telah dapat berhasil dibangun di sana.
Untuk saat ini, ujar dia, jumlah pengunjung ke Danau Toba pada 2016 tidak mencapai 100 ribu wisatawan mancanegara, dan ditargetkan pada tahun 2017 ini jumlah tersebut dapat mencapai hingga 250 ribu.
Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo dalam sejumlah kesempatan juga menyatakan bahwa pada tahun 2019, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia diharapkan mencapai 20 juta orang.
Kementerian Pariwisata dalam Rakornas di Jakarta, 6-7 Desember 2016, menyatakan pemerintah menargetkan sebesar 15 juta wisatawan mancanegara bakal mengunjungi Indonesia pada 2017 ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam pembukaan rakornas tersebut menyatakan juga menginginkan berbagai pihak dapat benar-benar mewujudkan Indonesia Incorporated untuk mencapainya.
Sejumlah program yang diterapkan dalam rangka mencapai hal tersebut antara lain dengan meningkatkan potensi turisem digital hingga konektivitas udara di berbagai lokasi wisata.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama-sama dengan Kementerian Pariwisata bakal menyusun kurikulum di berbagai lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan KKP untuk mengembangkan wisata bahari di Tanah Air.
"Untuk wisata bahari tidak perlu membentuk sekolah sendiri karena mahal. Manfaatkan lembaga pendidikan yang ada di KKP," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Selasa (7/2).
Menpar mengemukakan, pihaknya mengharapkan agar bersama-sama dengan KKP dapat menyusun kurikulum yang menitikberatkan pada pengembangan wisata bahari.
Selain itu, ujar dia, perlu pula dilakukan proses inkubasi dengan lembaga Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang dinilai untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat contoh seperti di Eropa yang memberdayakan pertanian mereka dengan wisata, maka hal yang serupa juga dapat dilakukan dalam kaitannya dengan wisata bahari di Indonesia. (ant)

0 comments