May 16, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Volume Ekspor Minyak Sawit Mentah ke Rusia Ditagetkan 1 Juta Ton

iVooxid, Jakarta - Volume ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) ke Rusia ditargetkan sebanyak 1 juta ton. Hingga akhir 2016, ekspor CPO ke negara Beruang Merah tersebut diperkirakan baru mencapai 700.000 ton, atau sekitar 30% dari target tersebut. “Untuk itu, pada pertengahan 2016 ini, sejumlah pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) berkunjung ke Moskow untuk bertemu dengan wakil pemerintah dan pengusaha Rusia,” ujar Lakshmi Sidarta, Bendahara Umum Gapki di Nusa Dua, Bali.

Lakshmi yang juga menjabat sebagai direktur PT Golden Plantation TBk (Tiga Pilar Sejahtera Group) mengemukakan, permintaan pasar ekspor atas produk CPO dan turunannya dari Indonesia masih terbuka lebar. Pasar Rusia dan sejumlah negara Eropa Timur adalah pasar potensial yang belum tergarap secara maksimal, selain India, China, dan Uni Eropa.

Ia menjelaskan, pada pertemuan di Moskow tersebut, pengurus Gapki membahas berbagai peluang usaha serta upaya membuka pasar Rusia lebih besar bagi produk CPO maupun produk olahan minyak sawit dari Indonesia.”Mereka sangat antusias untuk membeli lebih banyak CPO kita,” tukasnya.

Lakshmi menuturkan, prospek pasar Rusia menarik dan peluang masih cukup besar. Menurut data Gapki, volume ekspor minyak sawit dari ke negara bekas Uni Soviet itu terus meningkat. Pada 2012, volume ekspor CPO Indonesia ke sana tercatat 356.000 ton, lalu meningkat menjadi 570.000 ton pada 2014 dan terus meningkat pada 2015 menjadi 657.000 ton. Pada tahun ini, volume ekspor tersebut diperkirakan mencapai 700.000 ton.

Sementara itu, Amran Sulaiman, Menteri Pertanian (Mentan), mengatakan, pemerintah mendorong eksportir CPO dalam negeri agar memusatkan perhatian pada pasar besar yang tidak mempersoalkan pada isu lingkungan sebagaimana selama ini yang diusung Eropa, yakni India, China, Pakistan, dan Bangladesh. ”Eropa minta macam-macam standar, tapi belinya cuma sedikit,” imbuhnya.

Menurut Amran, komoditas sawit terbukti menopang perekonomian nasional. Devisa yang diperoleh negara dari ekspor minyak sawit dan produk turunannya dalam setahun mencapai Rp250 triliun. ”Jadi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian sangat mendukung perkebunan sawit,” tuturnya.

Amran juga mengungkapkan, dukungan nyata yang dilakukan pemerintah adalah upaya meningkatkan produktivitas perkebunan sawit rakyat dengan melakukan penanaman kembali (replanting). Adapun pendanaan replanting tersebut didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) atau CPO Fund.

0 comments

    Leave a Reply