Utang Luar Negeri Indonesia Bertambah Jadi Rp 7.043 Triliun | IVoox Indonesia

June 21, 2025

Utang Luar Negeri Indonesia Bertambah Jadi Rp 7.043 Triliun

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso usai menghadiri acara Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Senin (26/5/2025). ANTARA/Rizka Khaerunnisa

IVOOX.id – Bank Indonesia (BI) mencatat posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 tercatat sebesar 431,5 miliar dolar AS atau setara Rp 7.043 triliun (kurs Rp 16.316). Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan posisi ULN tumbuh 8,2 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2025 sebesar 6,4 persen (yoy).

"Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada April 2025 tetap terjaga. Perkembangan posisi ULN April 2025 tersebut bersumber dari sektor publik," kata Ramdan dalam siaran pers Senin (16/6/2025).

Menurut Ramdan kenaikan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Ramdan menyampaikan posisi ULN pemerintah pada April 2025 sebesar 208,8 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 10,4 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 7,6 persen (yoy) pada Maret 2025.

Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik. Pemerintah kata dia tetap berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan mengelola ULN secara hati-hati, terukur, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas pemerintah.

Sebagai salah satu instrumen pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Sementara ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan yang lebih rendah. Pada April 2025, posisi ULN swasta tercatat sebesar 194,8 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,6 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1,0 persen (yoy).

Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN lembaga keuangan (financial corporation) yang tumbuh sebesar 2,9 persen (yoy), setelah pada Maret 2025 terkontraksi 2,2 persen (yoy). Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 80,0 persen dari total ULN swasta.

"ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,9 persen terhadap total ULN swasta," katanya.

0 comments

    Leave a Reply