Tekan Impor, Pemerintah Mau Bangun Industri LPG Nasional | IVoox Indonesia

April 29, 2025

Tekan Impor, Pemerintah Mau Bangun Industri LPG Nasional

antarafoto-terminal-lpg-tanjung-sekong-19072024-gp-5
Foto udara Terminal LPG Tanjung Sekong, di Kota Cilegon, Banten, Jumat (19/7/2024). Terminal LPG Tanjung Sekong berhasil menjaga penggunaan dermaga atau Berth Occupancy Ratio (BOR) hingga 57 persen hal tersebut mendorong efisiensi waktu kapal bersandar atau Integrated Port Time sebesar 42,5 jam dengan 284 ship call serta mendorong tingkat throughput sebesar 1,28 Metric Ton atau 11 persen lebih tinggi dari target di Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

IVOOX.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin membangun industri Liquefied Petroleum Gas (LPG) di dalam negeri untuk menekan ketergantungan pada impor LPG.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, langkah tersebut penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan mengurangi defisit pada neraca perdagangan dan devisa negara. Pasalnya selama ini menurut dia Indonesia terlalu banyak mengandalkan impor untuk memenuhi kuota kebutuhan LPG masyarakat.

"Khusus untuk LPG, kita ke depan akan membangun industri LPG di dalam negeri, dengan memanfaatkan potensi C3 (propane) dan C4 (butana). Ini kita harus bangun supaya mengurangi impor kita," ujar Bahlil dalam siaran pers dikutip Kamis (12/9/2024).

Bahlil mengatakan saat ini Indonesia mengeluarkan devisa yang signifikan untuk impor LPG, sekitar Rp450 triliun setiap tahun untuk membeli minyak dan gas, termasuk LPG. Hal ini menurutnya berdampak langsung pada neraca perdagangan dan pembayaran negara, sehingga pembangunan industri domestik dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi beban tersebut.

Bahlil juga menyoroti pentingnya pengembangan jaringan gas rumah tangga sebagai bagian dari upaya pelayanan pemerintah kepada masyarakat, saat ini pemerintah tengah membangun pipa gas dari Aceh hingga Pulau Jawa.

"Ini sebagai bagian daripada instrumen untuk memediasi ketika gas kita di Jawa lebih banyak, bisa kita kirim ke Aceh atau ke Sumatera. Atau gas kita di Sumatera lebih banyak bisa kita kirim ke Pulau Jawa," kata Bahlil.

0 comments

    Leave a Reply