Tarif Barang China Dipertahankan Hingga Pilpres AS, Yen dan Franc Swiss Kembali Menguat | IVoox Indonesia

September 17, 2025

Tarif Barang China Dipertahankan Hingga Pilpres AS, Yen dan Franc Swiss Kembali Menguat

yen jepang

IVOOX.id, New York - Yuan China melemah pada hari Selasa atau Rabu (15/1) dinihari WIB di New York, dan yen Jepang membalikkan kerugian sebelumnya setelah sebuah laporan bahwa Amerika Serikat akan mempertahankan tarif terhadap barang-barang China hingga pemilihan presiden AS November mendatang meski kesepakatan perdagangan segera diteken hari Rabu ini, yang merusak sentimen risiko investor.

Berita itu datang sehari sebelum penandatanganan perjanjian perdagangan fase I AS-China untuk meredakan perang dagang berusia 18 bulan. Bloomberg News melaporkan bahwa Amerika Serikat akan meninjau dan menghapus tarif yang ada tidak lebih dari 10 bulan setelah kesepakatan ditandatangani.

Departemen Keuangan AS pada hari Senin mencabut tudingannya terhadap China sebagai manipulator mata uang dalam apa yang telah dilihat sebagai tindakan damai sebelum penandatanganan kesepakatan.

Sentimen risiko telah membaik dan permintaan untuk aset safe haven seperti yen telah menurun pada tanda-tanda bahwa kedua negara lebih dekat untuk meredakan perang perdagangan yang telah dipersalahkan sebagai biang melemahnya pertumbuhan global.

Kesepakatan perdagangan "tidak membahas masalah struktural, tetapi setidaknya untuk pasar itu mengurangi beberapa tekanan dan beberapa kecemasan dan ketidakpastian yang mengganggu pasar sepanjang 2019," kata Mark McCormick, kepala strategi FX Amerika Utara di TD Sekuritas di Toronto.

Yen menguat ke 109,92 setelah naik ke 110,2, level tertinggi yen per dolar sejak 23 Mei. Yuan offshore melemah menjadi 6,89, setelah naik menjadi 6,87 per dolar, terkuat sejak 11 Juli.

Franc Swiss juga mencapai tertinggi sesi di 0,966 karena pembelian aset aman, sehari setelah Amerika Serikat menambahkan Swiss ke daftar pantau manipulator mata uang.

Greenback naik terhadap euro karena penyeimbangan kembali akhir tahun yang menguntungkan mata uang tunggal itu.

"Kami mendapatkan beberapa pembalikan dari itu, bersama kisah makro di Eropa umumnya masih lemah," kata McCormick.

Euro telah jatuh ke $ 1,1130 dari level tertinggi lima bulan di $ 1,1239 pada 31 Desember.

Data pada hari Selasa menunjukkan bahwa harga konsumen AS naik sedikit pada bulan Desember dan tekanan inflasi yang mendasari bulanan menurun, yang dapat memungkinkan Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah setidaknya sepanjang tahun ini. Fokus ekonomi utama A.S. berikutnya adalah penjualan ritel pada hari Kamis.(CNBC)

0 comments

    Leave a Reply