Tanggapi Insiden Maraknya Kecelakaan Truk, Pakar Tekankan Isu Kesehatan Pengemudi

IVOOX.id – Pengemudi truk memegang peran penting dalam sistem logistik nasional. Namun, perhatian terhadap kesehatan mereka sering kali terabaikan, meskipun kondisi ini sangat berpengaruh pada keselamatan transportasi. Pakar transportasi Djoko Setijowarno, akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata sekaligus Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat, menyoroti isu ini dengan mendalam.
Djoko mengungkapkan bahwa sebagian besar kecelakaan jalan raya disebabkan oleh faktor manusia, terutama kelelahan kerja (fatigue). Fatigue, menurutnya, merupakan penurunan efisiensi tubuh akibat kurang istirahat. “Mengemudi adalah pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Ketika pengemudi lelah, risiko kecelakaan meningkat secara signifikan,” kata Djoko dalam siaran pers yang diterima ivoox.id Jumat (15/11/2024).
Kelelahan ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti kurang tidur, gangguan kesehatan fisik dan mental, serta durasi kerja yang panjang. Menurut Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kondisi seperti kualitas tidur buruk, beban kerja berat, dan irama sirkadian yang terganggu turut memperparah masalah ini.
Djoko juga menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala bagi pengemudi. Pemeriksaan ini meliputi berbagai aspek, seperti tes fisik, laboratorium, hingga evaluasi mental. “Pemeriksaan kesehatan ini bukan hanya tanggung jawab individu pengemudi, tetapi juga pemerintah dan perusahaan. Tanpa pengemudi yang sehat, angkutan logistik tidak akan berjalan optimal,” katanya.
Djoko mengapresiasi adanya peraturan waktu kerja bagi pengemudi sebagaimana tercantum dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Namun, implementasi aturan ini sering kali lemah. “Aturan waktu kerja delapan jam dan istirahat setelah empat jam belum sepenuhnya dipatuhi. Padahal, ini penting untuk menjaga kebugaran pengemudi,” katanya.
Selain itu, Djoko menyoroti kurangnya terminal angkutan barang yang layak di jalan nasional. Ia menyebut terminal barang yang ada sering kali dibangun di lokasi yang kurang strategis, seperti di perbatasan negara, sementara di jalan nasional hanya tersedia pangkalan truk yang dikelola swasta.
Untuk memastikan kesehatan pengemudi, Djoko menyarankan agar BPJS Kesehatan memberikan perlindungan khusus bagi mereka. "Ini bisa menjadi langkah nyata pemerintah untuk mendukung pengemudi truk. Tanpa pengemudi yang sehat, jangan harap logistik kita juga sehat," ujarnya.
Djoko mengingatkan bahwa kebijakan apa pun tidak akan efektif jika pengemudi mengabaikan pola hidup sehat. “Pemeriksaan kesehatan fisik dan mental secara berkala harus menjadi bagian dari sistem keselamatan transportasi kita,” katanya.
Dengan dukungan dari pemerintah, perusahaan, dan pengemudi itu sendiri, diharapkan kesehatan pengemudi dapat terjaga sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalisir dan sistem logistik nasional menjadi lebih baik.

0 comments