Status Merapi Naik Waspada, Warga Kompak Aktifkan Ronda Malam | IVoox Indonesia

August 22, 2025

Status Merapi Naik Waspada, Warga Kompak Aktifkan Ronda Malam

Gurung Agung (Foto: Istimewa/PVMBG/Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)

IVOOX.id, Yogyakarta - Warga desa yang berada di lereng barat Gunung Merapi di Kabupaten Magelang mengaktifkan ronda malam setelah pihak berwenang meningkatkan status aktivitas vulkanik gunung berapi itu dari normal menjadi waspada.

"Sampai Selasa dini ini kami masih berjaga, ronda malam, ada 25 orang saat ini yang ronda," kata Sibang, pemuka warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Selasa (22/5) dini hari.

Menjelang pukul 02.00 WIB, di Dusun Gemer, yang berada sekitar tujuh kilometer dari puncak Merapi, warga yang sedang ronda malam di jalan dusun setempat mendengar suara gemuruh dan melihat semburan material dari puncak gunung api tersebut. Puncak Gunung Merapi terlihat dari dusun itu meski tertutup kabut tipis.

Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung Ahmad Muslim telah mendapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang pada Selasa pukul 01.47 WIB terjadi erupsi susulan Gunung Merapi dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat dan berdurasi tiga menit.

Puluhan warga lereng Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Sleman, DIY saat ini masih bertahan di barak pengungsian setelah terjadi erupsi freatik pada Senin (21/5) malam dan Selasa dini hari.

"Saat ini hingga pukul 06.00 WIB masih ada sebanyak 69 warga yang bertahan di barak pengungsian. Mereka terdiri para lansia dan balita," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kabupaten Sleman Makwan, dikutip Antara.

Menurut dia, warga yang masih mengugsi terdiri dari warga di Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul di Desa Glagaharjo dan warga di Desa Umbulharjo serta Argomulyo.

Pengungsi di Balai Desa Glagaharjo yang sebelumnya tercatat ada 371 pengungsi saat ini tinggal tujuh pengungsi dan semuannya dalam kondisi sehat. Kemudian di Huntap Dusun Singlar, Glagaharjo dari 19 pengungsi, tinggal satu pengungsi.

Adapun, di rumah Dukuh Kalitengah Lor dari 44 pengungsi tinggal 29 pengungsi, rumah Dukuh Kalitengah Kidul masih ada 20 pengungsi. "Sedangkan di SD Sanjaya Tritis dari 510 pengungsi tadi malam, pagi ini tinggal 10 pengungsi," tandas Makwan.

Dalam dua pekan ini, Gunung Merapi, yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (11/5) pagi, dan letusan serupa terjadi tiga kali pada Senin (21/5) sejak dini hingga sore hari.

Untuk diketahui, erupsi freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma erupsi. Hasil letusan freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.

Letusan freatik di Merapi tidak hanya terjadi saat ini tetapi sudah terjadi beberapa kali dan merupakan kondisi normal usai letusan besar di Merapi pada 2010.

Tipe letusan jenis freatik yang berlangsung sekitar lima menit dan sempat terdengar suara gemuruh, tetapi tidak ada letusan susulan.

"Letusan bersifat freatik yang dominasi uap air. Erupsi berlangsung satu kali dan tidak di ikuti erupsi susulan," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana (Pusdalop) BPBD DIY, Danang Syamsu.

Status Berubah Semalam

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level normal menjadi waspada mulai Senin (21/5) pukul 23.00 WIB

Status aktivitas vulkanik gunung berapi dari level terendah (Level I) hingga teratas (Level IV) secara berturut-turut meliputi normal, waspada, siaga, dan awas.

Pada Oktober 2010, Gunung Merapi meletus, memuntahkan lahar dingin yang masuk ke sungai-sungai dan menerjang desa-desa sekitarnya hingga beberapa bulan. Akibat letusan itu, sekitar 200 orang meninggal dunia dan 400.000 warga di sekitarnya harus mengungsi.

0 comments

    Leave a Reply