Rapat Pleno Putuskan Zulfa Mustofa Sebagai Penjabat Ketum PBNU | IVoox Indonesia

December 22, 2025

Rapat Pleno Putuskan Zulfa Mustofa Sebagai Penjabat Ketum PBNU

Rapat Pleno penetapan Pejabat (Pj) Ketua Umum PBNU
Foto bersama jajaran pejabat PBNU usai menggelar Rapat Pleno penetapan Pejabat (Pj) Ketua Umum PBNU di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (9/12/2025). ANTARA/Asep Firmansyah

IVOOX.id – Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan Zulfa Mustofa sebagai penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan posisi Yahya Cholil Staquf yang berlangsung di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Selasa, 9 Desember 2025, malam.

“Penetapan pejabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa sekarang ini, yaitu yang mulia Bapak K.H. Zulfa Mustofa,” ujar Rais Syuriyah PBNU, Muhammad Nuh, dikutip dari Antara.

Zulfa Mustofa sebelumnya merupakan Wakil Ketua Umum PBNU. Ia akan mengemban jabatan baru hingga muktamar yang rencananya digelar pada 2026.

"Oleh karena itu, beliau akan memimpin PBNU ini sebagai penjabat Ketua Umum melaksanakan tugas-tugasnya sampai dengan Muktamar yang Insya Allah akan dilaksanakan di 2026," ujarnya.

Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar mengatakan rapat Pleno ini adalah bagian dari proses yang harus dilalui oleh Syuriyah untuk kembali menguatkan supremasinya di struktur PBNU.

"Alhamdulillah, malam ini sebagaimana kita maklumi adalah malam rapat Pleno sebagai proses-proses yang harus kita lewati untuk bagaimana kita sebagaimana awal kita sampaikan bahwa Syuriyah adalah merupakan owner dari Nahdlatul Ulama,” kata dia.

Dalam rapat pleno itu turut hadir Wakil Rais Aam Afifuddin Muhadjir, Wakil Rais Aam Anwar Iskandar, Rais Syuriyah PBNU Cholil Nafis, Rais Syuriyah PBNU Nasaruddin Umar, Ketua PBNU Fahrur Razi.

Kemudian, Waketum PBNU Zulfa Mustofa, Ketua PBNU sekaligus Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Bendum PBNU Gudfan Arif, dan jajaran petinggi PBNU lainnya.

Penjabat (Pj) Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Zulfa Mustofa menegaskan langkah awal kepemimpinannya akan difokuskan pada upaya normalisasi organisasi melalui komunikasi intensif dengan seluruh unsur NU, baik kultural maupun struktural.

“Langkah awal secepatnya dalam rangka normalisasi organisasi pasti akan ada komunikasi-komunikasi intensif kepada seluruh pihak yang kemarin kita tahu ada sedikit perbedaan,” kata Zulfa di Hotel The Sultan Jakarta, Selasa (9/12/2025), dikutip dari Antara.

Sebagai langkah awal, ia mengatakan PBNU akan menggelar rapat gabungan Syuriah dan Tanfidziyah pada Sabtu, 13 Desember 2025, mendatang sebagai bagian dari konsolidasi internal.

Rapat tersebut akan membahas dan menetapkan program-program kerja PBNU ke depan secara lebih konkret. Dirinya juga memastikan tidak ada kekhawatiran soal munculnya dualisme di tubuh PBNU.

Menurut dia, komunikasi intensif terus dilakukan dengan berbagai pihak yang sebelumnya berbeda pandangan.

“Insya-Allah tidak. Banyak sudah komunikasi dilakukan dengan para pihak yang kemarin terjadi perbedaan pendapat atau friksi. Kita sedang mencari formula win-win solution,” katanya.

Sementara itu, Rais Syuriyah PBNU Muhammad Nuh mengatakan ada sejumlah program utama yang akan dijalankan di bawah kepemimpinan Zulfa Mustofa. Program pertama adalah konsolidasi internal organisasi untuk memperkuat soliditas jamiyah.

“Yang kedua, percepatan kinerja, baik yang terkait dengan kepengurusan di daerah maupun program-program yang telah ditetapkan, termasuk amanat Muktamar di Lampung,” ujar Nuh.

Program ketiga adalah persiapan pelaksanaan Kombes dan Muktamar yang akan digelar menjelang peringatan 100 tahun NU. Momentum satu abad itu, menurut dia, menuntut PBNU memiliki soliditas kuat dan visi pelayanan yang lebih luas untuk memasuki abad kedua organisasi.

"Tanggal pelaksanaan Muktamar masih akan dibahas dalam rapat gabungan pada Sabtu mendatang," kata Nuh.

Menag Harap Rapat Pleno Menjadi Solusi Perpecahan Internal

Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap hasil Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi solusi dalam mengatasi perpecahan yang terjadi di dalam tubuh organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

“Saya datang ke sini (pleno) sebagai Wakil Rais Syuriyah PBNU dan saya bersyukur karena mudah-mudahan keputusan ini bisa menjadi solusi yang terbaik,” ujar Nasaruddin Umar di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (9/12/2025), dikutip dari Antara.

Pleno Syuriyah tersebut menetapkan Zulfa Mustofa sebagai Pejabat (Pj) Ketua Umum PBNU menggantikan posisi Yahya Cholil Staquf yang dilengserkan berdasarkan hasil Rapat Harian Syuriyah beberapa waktu lalu.

Zulfa akan memimpin PBNU di sisa periode kepengurusan sebelumnya atau hingga muktamar yang akan berlangsung pada 2026.

Menanggapi hal tersebut, Nasaruddin Umar menyebut NU selalu memiliki caranya sendiri dalam menyelesaikan persoalan. Maka dari itu, selaku pemerintah, Kementerian Agama tidak ikut terlibat untuk mengurus hubungan internal PBNU.

Dengan adanya keputusan tersebut, Imam Besar Masjid Istiqlal tersebut berharap beban-beban kebangsaan dan keumatan bisa lebih ringan dengan terjadinya keutuhan ormas-ormas Islam.

“Termasuk keutuhan organisasi terbesar di dunia adalah Nahdlatul Ulama ini,” kata Nasaruddin.

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menganggap Rapat Pleno Syuriyah PBNU tidak sah serta melanggar AD/ART organisasi.

“Secara aturan tidak bisa disebut pleno. Karena pertama, yang mengundang hanya Syuriyah dan itu tidak bisa. Karena pleno itu harus diundang oleh Syuriyah dan Tanfidizyah. Yang kedua tidak melibatkan saya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar,” ujar Gus Yahya, dikutip dari Antara.

Gus Yahya mengatakan pleno Syuriyah PBNU hanya manuver politik, apalagi dirinya tengah melakukan transformasi organisasi. Dirinya memandang ada pihak-pihak yang tidak suka perihal transformasi tersebut.

Ia menegaskan secara De Facto dan De Jure, dirinya tetap menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Apabila ingin melengserkannya maka harus melalui mekanisme AD/ART organisasi yakni muktamar.

0 comments

    Leave a Reply