Perdagangan Luar Negeri Kaltim Surplus Rp70,3 Triliun | IVoox Indonesia

July 22, 2025

Perdagangan Luar Negeri Kaltim Surplus Rp70,3 Triliun

1

iVooxid, Samarinda - Neraca perdagangan luar negeri dari Provinsi Kalimantan Timur periode Januari-Juli 2016 mengalami surplus sebesar 5,62 miliar dolar AS, atau sekitar Rp70,3 triliun jika rata-rata 1 dolar setara dengan Rp12.500.

"Surplus sebesar itu diperoleh dari hasil ekspor ke beberapa negara tujuan senilai 7,64 miliar dolar (Rp95,5 triliun), dikurangi biaya impor dari negara-negara penghasil senilai 2,02 miliar dolar (Rp25,25 triliun)," ujar Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Jumat (16/9/2016).

Berbagai komoditas yang diekspor dari Kaltim dengan nilai 7,64 miliar dolar itu antara lain minyak mentah senilai 568,63 juta dolar, hasil minyak senilai 83,9 juta dolar, dan ekspor gas senilai 1,62 miliar dolar.

Sedangkan untuk non migas antara lain batu bara dan penggalian sebesar 4,62 miliar dolar, bahan kimia anorganik 200 juta dolar, pupuk 146 juta dolar, kayu dan barang dari kayu maupun arang senilai 176 juta dolar, lemak dan minyak hewani atau nabati senilai 159,2 juta dolar.

Negara tujuan ekspor dari Kaltim periode Januari-Juli 2016 antara lain ke Jepang senilai 1 miliar dolar, ke Taiwan senilai 436 juta dolar, ke Korea Selatan 259 juta dolar, ke Thailand 99 juta dolar, dan ekspor ke Singapura senilai 232 juta dolar.

Sementara komoditas yang diimpor oleh Kaltim dalam periode yang sama antara lain minyak mentah 1,18 miliar dolar, impor hasil minyak 248 juta dolar, mesin dan peralatan mekanis 308,78 juta dolar, barang dari besi atau baja 53,38 juta dolar, pupuk senilai 46,96 juta dolar.

Negara penghasil komoditas yang diimpor Kaltim antara lain dari Nigeria sebesar 340 juta dolar, dari Vietnam 53,18 juta dolar, dari Malaysia senilai 305,3 juta dolar, dan impor dari Singapura senilai 82,56 juta dolar.

Menurutnya, perdagangan luar negeri merupakan kegiatan ekonomi yang memiliki peran penting dalam menunjang pembangunan, karena akan diperoleh devisa yang merupakan sumber untuk membiayai pembangunan daerah dan negara.

"Sedangkan dari kegiatan impor, maka akan diperoleh bahan baku atau barang modal yang diperlukan dalam pembangunan di daerah," kata Habibullah. (ant)

0 comments

    Leave a Reply