October 8, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Penolakan Rohingya di Aceh, Amnesty: Adab Indonesia mundur

IVOOX.id - Dalam menghadapi situasi ratusan pengungsi Rohingya di perairan Aceh, Amnesty International Indonesia dan Koordinator KontraS Aceh memberikan respon tegas terhadap upaya pengembalian mereka ke negara asal.

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, mengecam tindakan sekelompok orang yang menolak pengungsi Rohingya, menyatakan bahwa hal itu mencerminkan kemunduran besar keadaban Indonesia.

Ia menekankan bahwa kebijakan pengembalian mereka melanggar prinsip non-refoulement, yang menjadi sendi dasar kehidupan bangsa-bangsa beradab.

"Ratusan nyawa berada dalam bahaya. Kami mendesak pemerintah pusat dan pemerintah Aceh untuk segera dan tanpa syarat menyelamatkan mereka, mengizinkan mereka turun dan selamat, menyediakan bantuan kemanusiaan, keselamatan, dan tempat berlindung. Mereka adalah saudara kita sesama manusia," ujar Hamid dalam keterangan tertulis saat dihubungi IVOOX, Sabtu (18/11/2023).

Sementara itu, Koordinator KontraS Aceh, Azharul Husna, mengecam absennya pemerintah pusat dalam menangani pengungsi Rohingya di Aceh.

Husna menyoroti bahwa warga setempat telah memberikan bantuan kepada pengungsi, namun para pengungsi kemudian diminta kembali ke kapal, yang menurutnya melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

Dalam latar belakang kejadian, pada tanggal 14 November, dua perahu berisi pengungsi Rohingya tiba di Pidie, Aceh, diikuti kedatangan perahu lainnya pada keesokan harinya.

Meskipun diterima dengan baik awalnya, pada tanggal 16 November, perahu lain yang membawa pengungsi mencoba turun di Bireun, Aceh, namun dihadapkan pada penolakan.

Situasi perahu yang terombang-ambing di lepas pantai Aceh Utara masih berlanjut, sementara Amnesty International dan KontraS Aceh terus menyerukan tindakan segera demi kemanusiaan para pengungsi Rohingya.

Dilain pihak, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) menyatakan besar kemungkinan banyak kapal yang membawa pengungsi Rohingya akan berangkat dari Bangladesh dan Myanmar masuk ke wilayah perairan Indonesia.

"Kemungkinan lebih banyak kapal akan berangkat dari Bangladesh dan Myanmar dalam waktu dekat, karena pengungsi Rohingya terus mencari keamanan dan perlindungan," kata Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Maymann dalam keterangannya, di Banda Aceh, Jumat (17/11/2023).

Ann Maymann mengungkapkan, berdasarkan laporan UNHCR, selain perahu yang saat ini masih dalam kesulitan dan meminta pertolongan untuk mendarat di Bireuen dan Aceh Utara, masih ada satu perahu yang saat ini terombang ambing di laut.

"Laporan menunjukkan bahwa setidaknya satu perahu lain mungkin berada di laut. Para pengungsi Rohingya terus mencari keamanan dan perlindungan, mereka mengambil risiko yang mempertaruhkan nyawa dalam mencari solusi," ujarnya dikutip dari Antara.

Karena itu, UNHCR meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk segera bertindak, memungkinkan pendaratan serta menyediakan bantuan penyelamatan jiwa kepada para imigran tersebut.

Terutama, lanjut dia, kepada 200 pengungsi Rohingya yang membutuhkan makanan, air, dan perhatian medis, termasuk sejumlah besar perempuan dan anak-anak yang belum diizinkan mendarat dan masih berada di lepas pantai Aceh.

"Perjalanan berbahaya dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki peluang dan yang telah kehilangan harapan. Saat krisis global semakin meningkat dan sumber daya kemanusiaan semakin berkurang, kita harus segera bertindak untuk menyelamatkan nyawa, dan juga segera memperluas solusi," katanya.

Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine (juga dikenal sebagai Arakan, atau Rohang dalam bahasa Rohingya) di Myanmar. Rohingya adalah etno-linguistik yang berhubungan dengan bahasa bangsa Indo-Arya di India dan Bangladesh (yang berlawanan dengan mayoritas rakyat Myanmar yang Sino-Tibet).

0 comments

    Leave a Reply