Penangkapan Aktivis Marak, Ketidakpuasan Demokrasi di Indonesia Meningkat

IVOOX.id, Jakarta – Ketidakpuasan masyarakat terhadap demokrasi meningkat akibat banyak penangkapan pada pedemo dan aktivis.
Menurut survei Indikator Politik Indonesia (IPI) ketidakpuasan terhadap demokrasi di Indonesia disebut meningkat, awalnya berada di angka 32,1 persen pada April 2021 dan naik menjadi 44,1 persen.
"Kenapa tadi demokrasi turun, ya karena ada penangkapan sewenang-wenang, yang tercatat YLBHI pada 2019 saja ada 1.144 orang ditangkap sewenang-wenang dan meningkat pada 2020 ada 3.539," kata Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati dalam sebuah seminar daring, Minggu.
Asfinawati juga menyinggung data Polri yang menyebut ada 5.918 orang ditangkap saat demo Omnibus Law UU Ciptaker. Dari jumlah itu, 87 orang ditangkap dan sekitar 5.831 orang dilepaskan.
"Langkah melepaskan itu seakan-akan baik, tapi dari segi hukum dan demokrasi enggak boleh, karena penangkapan hanya untuk kepentingan perkara pidana. Kalau enggak ada perkara pidana ya enggak boleh ditangkap," ucapnya.
Dia kemudian menyinggung data YLBHI pada 2020-2021 sebanyak 1.265 orang yang tak bisa mendapat akses bantuan hukum oleh LBH dan YLBHI karena dihalangi oleh petugas kepolisian. Dari jumlah itu, mayoritas adalah anak muda, anak kuliah, yang menyampaikan aspirasi dengan turun ke jalan atau kritik melalui media sosial.
Menurut Asfinawati, tak mengherankan bila tingkat kepuasan pada kinerja Presiden Joko Widodo disebut kecil pada generasi Z atau kalangan mahasiswa.
"Saya enggak heran kalau dalam survei, kepuasan pada kinerja Presiden Jokowi lebih rendah di kalangan orang muda, ya karena itu tadi," tuturnya.
Penangkapan yang marak dilakukan terhadap demo dianggap menjadi faktor ketidakpuasan terhadap demokrasi menurun di Indonesia.

0 comments