OJK Ditantang Buka Hasil F&P Direksi BEI
IVOOX.id, Jakarta - Proses pemilihan direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menghasilkan nama Inarno Djajadi sebagai dirut anyar BEI, dinilai tak transparan. Terutama isu perkoncoan dalam proses pemilihannya.
Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng mempertanyakan proses fit and propert test kandidat direksi BEI yang disebut-sebut banyak yang ditutup-tutupi. "Jelas ini tanggung jawab OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Kita pertanyakan ini," tegas Mekeng kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (23/6/2018).
Apalagi kata kader Golkar ini, banyak isu miring mengiringi proses uji kepatutan dan kelayakan yang digelar pansel OJK.
Misalnya, informasi bahwa Inarno, sejatinya tidak lolos fit and propert, namun diloloskan karena intervensi petinggi OJK. "Kita minta dibuka saja hasil fit and propert test calon direksi BEI. Berani enggak OJK melakukannya," kata Mekeng.
Memang beredar informasi mengenai kedekatan Inarno dengan Hoesin yang saat ini menjabat Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Alasannya, keduanya sama-sama pernah menjabat di Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) periode 2009-2012.
Sekedar informasi, surat resmi Otoritas Jasa Keuangan yang beredar Jumat (22/6/2018), menyatakan Inarno Djajadi resmi sebagai Dirut BEI periode 2018 hingga 2021. Proses pemilihan direksi BEI diikuti empat paket kandidat. Di mana, Tito Sulistio menjadi incumbent didampingi Edgar Ekaputra, Erna Dewayani, Alpino Kianjaya, Abdul Munim, Hasan Fawzi dan Chaeruddin Berlian.
Dan, tiga paket lainnya adalah, paket Inarno Jayadi bersama Anita, Andy Salah, Johannes Liaw, Zaki Mubarak, John Tambunan, dan Justisia Tripurwasani.
Adapula Paket Laksono Widodo bersama Rudy Utomo, Nyoman, Fithri Hadi, Risa Guntoro, Arisandhi Indrodwisatio dan Adrian Rusmana. Terakhir, paket Boyke Wibowo Mukiyat bersama Ignatius Girindro Sri Nirbito, Jeffry Wikarsa, Mas Mokhamad Sudarmaji, Kristian Sihar Manullang, Poltak Hotradero, dan Susy Meilina.
Terkait masuknya Laksono sebagai kandidat, dipertnyakan. Lantaran dia tidak punya track record di perdagangan, dipaksakan menjadi kandidat Dirut BEI. Diduga, Laksono punya kedekatan dengan Ketua Komisioner OJK Wimboh Santoso. "kita ingin OJK berani transparan," paparnya.

0 comments