Menyusuri Warisan Budaya dalam HUT Indonesia dalam Pameran “Legasi” di Stasiun MRT Bundaran HI | IVoox Indonesia

May 3, 2025

Menyusuri Warisan Budaya dalam HUT Indonesia dalam Pameran “Legasi” di Stasiun MRT Bundaran HI

Pamern Legasi di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pedidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Direktorat Pelindungan Kebudayaan menggelar Pameran dan Gelar Wicara bertajuk LEGASI (Kaleidoskop Keberagaman Indonesia). di Stasiun MRT Bundaran HI Jakarta Pusat 15-21 Agustus 2024. IVOOX.ID/Fahrurrazi Assyar

IVOOX.id – Di tengah denyut nadi kota Jakarta yang tak pernah berhenti, Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia menjadi panggung bagi perayaan budaya yang sarat makna. Di sana, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar sebuah pameran yang bukan sekadar tontonan, namun juga sebuah perjalanan batin menelusuri kaleidoskop keberagaman Indonesia. Diberi tajuk "Legasi”, pameran ini mengusung tema "Meniti Masa Menuju Gemilang Budaya", diadakan bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia.

Direktur Pelindungan Kebudayaan, Judi Wahjudin, dalam pidato pembukaannya, mengungkapkan bahwa pameran ini lebih dari sekadar menampilkan artefak atau karya seni. Ini adalah upaya merawat ingatan kolektif kita akan kebesaran budaya yang kita warisi.

“Kami hadir di sini untuk mengenalkan dan menjaga kekayaan budaya kita, agar ia tetap hidup, bergema di hati setiap generasi yang akan datang. Pameran ini juga sebuah panggilan untuk memperkuat rasa kebangsaan, merajut persatuan dalam kebersamaan, sambil tetap merayakan keragaman yang menjadi inti dari jati diri kita,” tutur Judi.

Judi menyampaikan apresiasinya kepada Museum dan Cagar Budaya, Unit Pengelola Museum Kebaharian, Arsip Nasional Republik Indonesia, serta Komunitas Indonesian Archaeology yang telah bersama-sama mewujudkan acara ini.

“Legasi” tidak hanya menggugah melalui visual yang dipamerkan, tetapi juga mengajak para pengunjung untuk meresapi kisah di balik setiap benda yang ditampilkan. Kurator pameran, Irsyad Leihitu, meramu setiap sudut dengan narasi yang dalam, menyatukan sejarah dan seni dalam satu harmoni.

“Kami mengajak Anda untuk menyelami keberagaman yang ada dalam setiap warisan budaya, dari ilustrasi wayang hingga jejak fosil Homo erectus, semua lahir dari perjalanan panjang bangsa ini,” ujar Irsyad, menyiratkan keindahan yang tersembunyi di balik tiap artefak.

Pameran ini bukan hanya ruang untuk memandangi masa lalu, tetapi juga untuk merayakannya dalam berbagai bentuk. Gelar wicara, alunan musik, hingga permainan tradisional seperti ular tangga —yang turut diakui sebagai warisan budaya— menghidupkan suasana, seolah mengajak setiap pengunjung untuk ikut serta dalam tari kehidupan yang memuliakan budaya Indonesia.

“Kami berharap pengunjung tidak hanya menyaksikan, tetapi juga merasakan, bahkan ikut berperan dalam merawat budaya kita,” kata Irsyad.

Salah satu pengunjung mengaku senang dengan adanya pameran tersebut.

“Di Pameran ini kita bisa lebih mempelajari warisan budaya Nusantara yang saya pribadi justru masih banyak yang baru tau, dikemas dengan visual yang artistik membuat pengunjung tidak bosan untuk mempelajari budaya Indonesia. Cocok sekali saat kita pilang kerja naik MRT mampir dulu ke pameran ini,” kata Rita salah satu pengunjung Pameran Legasi.

Sementara itu, Farchad Mahfud, Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta, menyampaikan harapannya bahwa stasiun MRT tak hanya menjadi tempat orang lalu-lalang, tetapi juga ruang di mana kebhinekaan dan kekayaan budaya Indonesia dapat dihidupi. “Pameran ini selaras dengan visi kami, menjadikan transportasi publik bukan hanya sarana mobilitas, tetapi juga tempat di mana budaya bertemu dan menyatu,” ujarnya.

Pameran “Legasi” bukanlah sekadar acara. Ia adalah gema dari masa silam yang terus menggema hingga kini, mengingatkan kita bahwa di setiap langkah kita ke depan, ada warisan yang perlu dijaga, dihargai, dan dirayakan. Di tengah keragaman, ada kesatuan yang mempersatukan, dan di dalam kesatuan itu, kita menemukan jati diri sebagai bangsa yang besar, yang kaya akan budaya, yang tak lekang oleh waktu.

0 comments

    Leave a Reply