Masih Dalam Pengaruh Eksternal, IHSG Stagnan Pekan Depan

IVOOX.id, Jakarta - Vice President Research Artha Sekuritas, Frederik Rasali, memperkirakan IHSG pekan depan masih cenderung stagnan dengan du sentimen eksternal masih kiat berpengaruh, percepatan penaikan suku bunga The Fed dan perkembangan perang dagang Amerika Serikat versus China.

Menurut dia, respons China atas penetapan tarif impor Amerika Serikat per 6 Juli kemarin terhadap barang-barang China akan menentukan arah pasar dunia selanjutnya. "Bila China memutuskan menurunkan mata uangnya, hal tersebut akan berdampak buruk bagi negara-negara dengan produk ekspor yang juga dimiliki China," paparnya dalam rilis riset akhir pekan ini.

Dengan kondisi eksternal yang masih kuat berpengaruh, lanjutnya, IHSG cenderung belum bisa menguat, kecuali ada dorongan internal yang cukup kuat, namun ini sulit diharapkan. Sehingga Frederik menilai level support kuat untuk IHSG pekan depan adalah 5.600, dan bila tembus selanjutnya adalah 5.400. Sementara itu, resistance akan berada di kisaran 5.800-5.900.

IHSG pada perdagangan akhir pekan, Jumat (6/7), ditutup melemah 1,8 persen dibandingkan penutupan pekan sebelumnya, memperkukuh posisi indeks di zona merah secara keseluruhan tahun ini hingga pekan pertama Juli, yakni level 5.694,91.

“Kita akan lihat, apakah China akan membalas kebijakan Amerika Serikat ini. Kalau itu terjadi, akan lebih dalam lagi penurunan IHSG kita,” katanya.

Lalu, sentimen lainnya, rupiah masih berpotensi lebih tertekan lagi bila The Fed memberi sinyal akan lebih agresif menaikkan suku bunganya. Hal itu pada gilirannya akan berefek pada kinerja IHSG. “Acuannya pilihannya bagi nilai tukar rupiah adalah antara konstan atau lebih lemah,” tandasnya.