Lazada Dorong Pelaku E-commerce Adopsi AI

IVOOX.id – Lazada sebagai pelopor pemanfaatan AI dan generative AI di platform eCommerce Asia Tenggara, mendorong para penjual di Indonesia untuk mengadopsi teknologi ini ke dalam bisnis mereka. CEO Lazada Group, James Dong, menegaskan komitmen perusahaan dalam mendukung proses transisi ini.
“Mengintegrasikan teknologi baru yang belum familiar bukan hanya soal waktu dan usaha, namun juga dibutuhkan sumber daya yang tepat, panduan yang jelas, dan perencanaan yang matang agar dapat berhasil. Di Lazada, kami berkomitmen untuk mempermudah perjalanan ini bagi para penjual kami dengan menghadirkan inovasi kelas dunia dan alat berbasis AI canggih untuk mendukung kesuksesan mereka,” kata James dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Senin (30/6/2025).
Riset “Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara” yang dilakukan Lazada bersama Kantar tahun 2025 menunjukkan bahwa 91 persen penjual online Indonesia menyambut positif kehadiran AI, lebih tinggi dibandingkan dengan pembeli yang berada di angka 78 persen. Namun, masih terdapat keraguan dari sisi penjual mengenai manfaat jangka pendek dari AI (68 persen) serta tingginya biaya awal untuk mengimplementasikannya (69 persen). Saat ini, baru 29 persen penjual yang telah mahir menggunakan AI dalam operasional bisnis mereka.
Untuk menjawab kesenjangan ini, Lazada meluncurkan Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online yang dirancang khusus untuk membantu penjual mengintegrasikan AI secara strategis. Panduan ini mengelompokkan penjual ke dalam tiga kategori kesiapan AI, yakni AI Adepts (pengguna lanjutan), AI Aspirants (pengguna parsial), dan AI Agnostics (pengguna minimal). Berdasarkan kategori tersebut, Lazada memberikan panduan langkah demi langkah untuk memaksimalkan pemanfaatan AI sesuai dengan tingkat kesiapan masing-masing.
“Lazada menyadari bahwa AI akan menjadi bagian integral dari ekosistem eCommerce. Oleh karena itu, Lazada mengembangkan berbagai fitur AI untuk menjawab kebutuhan penjual, mulai dari membuat daftar produk, mengelola hubungan dengan pelanggan, hingga meningkatkan konversi penjualan,” ujar Head of Business Growth and Operations Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo.
Sejumlah fitur AI yang disediakan Lazada antara lain Lazada Business Advisor untuk menganalisis tren pasar dan performa toko, serta AI Smart Listing untuk membantu penjual membuat deskripsi produk yang lebih menarik dan disesuaikan. Penjual produk fesyen bahkan dapat menggunakan fitur ini untuk menampilkan visual produk yang lebih estetis.
“Menerapkan AI bukan berarti hanya mengikuti arus perubahan, melainkan menjadi yang terdepan. Penjual yang siap mengadopsi AI adalah penjual yang siap menghadapi masa depan. Di Lazada, kami bangga dapat mendampingi perjalanan ini dengan berbagai dukungan dan teknologi yang dibutuhkan penjual untuk menggapai kesuksesan di era baru,” kata Amelia.
Pengembangan dan implementasi Artificial Intelligence (AI) diprediksi menjadi titik awal transformasi industri eCommerce. Otomatisasi yang dihadirkan AI diyakini akan menggantikan pekerjaan repetitif dan meningkatkan efisiensi operasional. Studi McKinsey & Company tahun 2023 mencatat bahwa bisnis yang mengadopsi AI dalam proses penjualan dan pemasaran dapat meningkatkan pendapatan hingga 15 persen serta menurunkan biaya operasional sebesar 20 persen. Sementara itu, studi PwC 2025 memperkirakan penerapan AI akan menyumbang peningkatan Produk Domestik Bruto global sebesar 15 triliun dolar AS hingga tahun 2030.

0 comments