Lagi Kasus Balita Cacingan Parah, Kali ini di Bengkulu | IVoox Indonesia

September 23, 2025

Lagi Kasus Balita Cacingan Parah, Kali ini di Bengkulu

menjenguk balita yang terinfeksi cacing di RSU Ummi Bengkulu
Asisten Deputi Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Linda Restaningrum menjenguk balita yang terinfeksi cacing di RSU Ummi Bengkulu. ANTARA/HO-Kemenko PMK

IVOOX.id – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Kementerian Kesehatan bergerak cepat menangani kasus balita cacingan yang menimpa dua balita di Desa Sungai Petai, Kabupaten Seluma, Bengkulu.

"Kedua anak telah ditangani secara medis dan terus dipantau perkembangan kondisinya di rumah sakit," ujar Asisten Deputi Peningkatan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Kemenko PMK Linda Restaningrum dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (17/9/2025), dikutip dari Antara.

Saat mendapat informasi ada balita tersebut, Linda langsung menjenguk kedua pasien, Khairani Nur Sabrina (1 tahun 8 bulan) yang dirawat intensif di RSUD dr. M. Yunus, serta Aprilian (4 tahun) yang mendapat perawatan di RSU Ummi Bengkulu.

Diagnosa medis menunjukkan kondisi pasien terkait bronkopneumonia, anemia, gizi buruk, serta infeksi cacing Ascaris, dan sudah diberikan terapi obat serta perawatan intensif sesuai arahan dokter spesialis.

Linda menegaskan respons pemerintah tidak hanya sebatas aspek kesehatan, tetapi juga menyentuh akar persoalan di hulu tingkat keluarga dan lingkungan.

"Pemerintah pusat, pemerintah daerah dengan melibatkan Baznas segera berkolaborasi untuk bedah rumah dan perbaikan sanitasi. Selain itu BKKBN melalui program orang tua asuh telah mendapatkan orang tua asuh bagi kedua anak tersebut," ujar Asdep Linda.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut lingkungan higienis yang menjadi kunci untuk mengatasi dan mencegah kasus bayi cacingan.

"Yang penting adalah higienis, harus terus kita sosialisasikan kepada masyarakat. Jadi masalah higienis ini akan menjadi masalah penting dan masalah gizi juga akan menjadi penting," kata Wamenkes, dikutip dari Antara.

Wamenkes Dante menjelaskan kejadian cacingan tersebut tidak secara spesifik langsung terjadi, tetapi bisa dari kebiasaan tidak sehat yang selama ini terjadi di lingkungan sang balita.

Terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan kasus anak cacingan harus menjadi perhatian serius dan alarm bagi semua pihak terutama pemerintah daerah untuk bertindak lebih sigap dan peduli terhadap kesehatan anak.

"Belum lama kita diingatkan dengan kasus serupa pada Agustus 2025. Ini artinya, kita harus memperkuat komitmen perlindungan anak, memperkuat koordinasi lintas sektor, dan memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan terlindungi," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Jumat (19/9/2025), dikutip dari Antara.

Ia menegaskan, hak atas lingkungan yang bersih dan sehat juga harus menjadi komitmen bersama untuk mencegah penyakit seperti cacingan yang bisa berakibat fatal pada anak.

Arifah menyampaikan bahwa kasus ini terjadi pada keluarga tidak mampu, sehingga faktor ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan orang tua, dan minimnya pemahaman mengenai kesehatan turut mempengaruhi kondisi anak.

"Kasus ini tidak serta merta dapat dikategorikan sebagai penelantaran anak dan dibutuhkan asesmen lanjutan terkait bagaimana pola pengasuhan dan hidup bersih di keluarga tersebut," katanya.

0 comments

    Leave a Reply