KLH Sebut Pabrik Peleburan Besi di Serang Terindikasi Penyebab Cemaran Radioaktif Cesium-137 pada Udang Ekspor | IVoox Indonesia

September 20, 2025

KLH Sebut Pabrik Peleburan Besi di Serang Terindikasi Penyebab Cemaran Radioaktif Cesium-137 pada Udang Ekspor

Petugas Bapeten menunjukkan lokasi ditemukannya paparan radioaktif Cesium-137
Petugas Bapeten menunjukkan lokasi ditemukannya paparan radioaktif Cesium-137 di salah satu tempat pengumpulan besi bekas di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (22/8/2025). ANTARA/Desi Purnama Sari

IVOOX.id – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyatakan dugaan sementara cemaran radioaktif Cesium-137 ditemukan di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten karena aktivitas peleburan besi dan baja dekat pabrik pengolahan udang.

Menteri LH/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif mengatakan pemerintah sudah menyegel dan melokalisasi titik yang terindikasi tercemar zat radioaktif Cesium-137 di Cikande.

"Memang diindikasi industri peleburan besi dan baja menjadi salah satu penyebabnya. Karena, mungkin menggunakan scrap besi dan baja yang tidak termonitor pada saat dilebur," kata Menteri Hanif usai pengukuhan kader Gerakan Pilah Sampah di Jakarta Utara, Kamis (11/9/2025), dikutip dari Antara.  

Dia mengatakan tim dari KLH bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Kepolisian RI, dan sejumlah pihak lain sudah menyisir lokasi tersebut.

Penyegelan dan lokalisasi kemudian dilakukan di titik yang terdeteksi tercemar dengan penyisiran masih berlanjut sampai saat ini.

Terkait kontainer udang beku untuk ekspor ke AS yang dikembalikan ke Indonesia, dia memastikan sudah dilakukan pemeriksaan ulang dan tidak menemukan cemaran radioaktif dari lebih 10 kontainer.

"Ini yang kemudian agak susah ya, sudah terlanjur digembar-gemborkan udang kita. Padahal, tidak semua dan hanya karena kecelakaan, keteledoran kecil saja. Jadi, udang-udang kita masih aman," jelas Hanif.

Mengenai langkah lanjutan mengenai temuan tersebut, dia mengatakan pemerintah sedang menyusun langkah selanjutnya yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pangan.

Pemerintah memastikan sudah melakukan langkah pengamanan dengan penyegelan dan lokalisir titik temuan cemaran bahan radioaktif Cesium-137 di Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Hanif mengatakan akan membahas langkah lanjutan terkait temuan cemaran Cesium-137 tersebut dengan berbagai pihak di Kemenko Pangan.

"Namun demikian, pemerintah telah melakukan langkah-langkah pengamanan. Jadi, kami telah melakukan penyegelan dan lokalisir bersama Kapolda (Banten) di daerah-daerah yang terindikasi berdasarkan detektor memancarkan Cesium-137," kata Menteri Hanif.

Dia mengatakan bahwa industri peleburan besi dan baja yang berada di lokasi itu diduga menjadi salah satu faktor ditemukannya dugaan cemaran pada produk udang beku Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat.

"Intinya, Insya Allah, sudah terkendali dengan sangat kuat. Jadi tidak usah khawatir semua sudah dilokalisir," ujarnya.

Bapeten Temukan Beberapa Titik lain Tercemar Zat Radioaktif di Serang

Sementara, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) menemukan sejumlah lokasi lain yang tercemar zat radioaktif, menyusul temuan pencemaran bahan radioaktif Cesium-137 di sekitar Kawasan Industri Modern Cikande, Kabupaten Serang, Banten.

Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Ishak menyebutkan lokasi baru yang ditemukan terletak tidak berjauhan dari lokasi temuan awal.

"Bapeten telah melakukan monitoring radioaktivitas lingkungan hingga radius lima kilometer. Dan berdasarkan hasil monitoring, ditemukan beberapa lokasi lain yang menunjukkan paparan radiasi yang cukup tinggi," katanya dikutip dari Antara, Selasa (9/9/2025).

Ishak menyebut Bapeten bersama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) melakukan penanganan sementara dengan memasang tali pembatas di lokasi-lokasi tersebut.

Ia juga menuturkan pihaknya bersama Polri dan KLH juga tengah mendalami penyebab kontaminasi zat radioaktif di wilayah Kawasan Industri Modern Cikande.

"Berdasar indikasi awal, ada dugaan bahwa kontaminasi disebabkan karena lepasan ke udara dari proses peleburan logam di industri peleburan logam yang ada di daerah tersebut," ujarnya.

Namun demikian, hingga kini pendalaman terhadap kasus tersebut masih dilakukan untuk menemukan penyebab pasti terjadinya cemaran radioaktif di lokasi kejadian.

Dalam upaya penanggulangan, Ishak mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menyiapkan skema pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak.

"Bersama Kemenkes, BRIN, RS Fatmawati, Bapeten juga tengah mempersiapkan mekanisme pemeriksaan kesehatan untuk warga terdampak," ucap Ishak.

Sebelumnya, Direktur Inspeksi Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif Bapeten Zulkarnain menjelaskan bahwa Cesium-137 adalah zat radioaktif buatan yang tidak mungkin ditemukan di alam dan biasa dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti alat ukur kepadatan dan aliran.

"Cesium-137 termasuk kategori radiasi pengion yang mampu memberikan dampak biologi pada kesehatan manusia. Dalam jangka panjang, tentu saja ini juga sangat berbahaya," jelasnya, dikutip dari Antara.

Menurut dia, material radioaktif tersebut ditemukan di lapak warga yang tidak menyadari bahaya Cesium-137, di mana warga mengambil barang bekas yang terlihat seperti pasir atau batu untuk kemudian digunakan sebagai fondasi bangunan.

"Tim lapangan sudah melakukan penyisiran area sampai radius 20 meter, mengambil sampel, dan melakukan pengukuran. Kami menemukan tambahan lokasi dengan paparan radiasi cukup tinggi," tutur Zulkarnain.

0 comments

    Leave a Reply