KKP Tegaskan Komitmen Perluasan Kawasan Konservasi 30 Persen pada 2045dalam UNOC-3 Prancis | IVoox Indonesia

June 27, 2025

KKP Tegaskan Komitmen Perluasan Kawasan Konservasi 30 Persen pada 2045dalam UNOC-3 Prancis

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (tengah) dalam acara tingkat tinggi bertajuk "Protecting Climate-Resilient Coral Reefs: A High-Level Commitment" bagian dari Konferensi Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa Ke-3 (UNOC3) berlangsung di Nice, Prancis, pada 9-13 Juni 2025. ANTARA/HO-WWF Indonesia

IVOOX.id – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono hadir dalam Konferensi Kelautan PBB ketiga (UNOC-3) yang berlangsung di Port Lympia, Nice, Prancis, dari tanggal 9 hingga 13 Juni 2025. Dalam forum internasional tersebut, Menteri Trenggono menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap perlindungan laut dan pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Dalam pernyataannya, Trenggono menyampaikan bahwa Indonesia mendorong pentingnya kolaborasi global dalam merespons tantangan laut yang semakin kompleks, seperti pemanasan suhu laut, peningkatan keasaman, penurunan stok perikanan, hingga pencemaran laut. Ia menyatakan bahwa Indonesia terus menunjukkan peran kepemimpinan melalui aksi nyata yang sejalan dengan prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya melalui kebijakan ekonomi biru.

Sejumlah langkah konkret yang telah diambil Indonesia antara lain adalah target perluasan kawasan konservasi laut hingga 30 persen pada tahun 2045, penerapan sistem perikanan berbasis kuota secara bertanggung jawab, pengembangan akuakultur yang berkelanjutan, pengawasan ekosistem pesisir, serta pelibatan aktif masyarakat dalam pengurangan sampah plastik laut. Saat ini, Indonesia telah melindungi lebih dari 29 juta hektare kawasan laut dan menjadi salah satu negara penyumbang cadangan karbon biru terbesar di dunia, menyimpan sekitar 17 persen dari total cadangan karbon biru global yang berasal dari ekosistem mangrove dan lamun.

Trenggono juga mengungkapkan bahwa Indonesia terus mendorong kerja sama global di bidang penguatan kapasitas, riset kelautan terbuka, serta transfer teknologi. Selain itu, Indonesia telah memelopori berbagai inovasi pendanaan kelautan seperti Indonesia Coral Reef Bond, Global Blended Finance Alliance, dan inisiatif Ocean 20 yang diperkenalkan pada masa Presidensi G20.

"Indonesia mendorong kerja sama global yang lebih kuat dalam penguatan kapasitas, sains terbuka, riset laut, dan alih teknologi. Indonesia juga memelopori inovasi pendanaan seperti Indonesia Coral Reef Bond dan Global Blended Finance Alliance serta prakarsa Ocean 20 yang diluncurkan dalam Presidensi G20," katanya dalam keterangan resmi yang direrima ivoox.id Selasa (24/6/2025).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Trenggono mengumumkan bahwa Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Internasional tentang Keanekaragaman Hayati di Luar Yurisdiksi Nasional (BBNJ) dan menjadi bagian dari koalisi Aquatic Blue Food bersama lebih dari 40 negara.

Sebagai bentuk kepemimpinan lebih lanjut, Indonesia akan menjadi tuan rumah Ocean Impact Summit pada tahun 2026 dalam rangka memperingati Hari Laut Sedunia. Forum ini akan menjadi ruang diskusi lintas sektor, menghimpun para pakar, pembuat kebijakan, pelaku usaha, hingga filantropis untuk mendorong aksi konkret dalam bidang Blue Food, Blue Diplomacy, Blue Economy, dan Blue Energy.

Dalam pidatonya, Trenggono juga mengapresiasi penyelenggaraan UNOC-3 yang digagas oleh pemerintah Prancis dan Kosta Rika, dan menyebut forum ini harus menjadi pemicu bagi aksi nyata dan ilmiah untuk menjaga laut sebagai warisan bersama.

Sebagai bagian dari keterlibatan aktif Indonesia, perwakilan delegasi juga secara resmi menyerahkan instrumen ratifikasi BBNJ Agreement kepada perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain mengikuti sesi pleno bersama 193 negara anggota PBB, Indonesia juga aktif dalam sesi dialog yang mempertemukan berbagai elemen, mulai dari pemerintah, organisasi internasional, hingga perwakilan masyarakat sipil.

Dalam berbagai pertemuan bilateral di sela-sela acara, Trenggono turut memperkuat kerja sama kelautan dan perikanan berbasis ekonomi biru dengan sejumlah negara seperti Islandia, Norwegia, Swedia, Inggris, Jerman, Maladewa, Korea Selatan, Palau, dan Chile, serta bertemu dengan perwakilan lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Pegasus Capital.

Ratifikasi BBNJ Agreement dan upaya Indonesia lainnya mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk dari organisasi lingkungan internasional seperti Greenpeace.

Sebagai informasi, UNOC-3 merupakan forum global yang diadakan untuk mempercepat aksi dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam pelestarian serta pemanfaatan laut secara berkelanjutan.

0 comments

    Leave a Reply