Kalla Minta Perbankan Segera Turunkan Bunga

IVOOX.id, Jakarta - Pemerintah meminta perbankan segera menurunkan bertahap bunga deposito dan bunga pinjaman demi mendorong dunia usaha dan masyarakat tidak hanya menyimpan uangnya di bank.
Permintaan disampaikan langsung Wapres Jusuf Kalla saat menjadi pembicara kunci pada Seminar Market Outlook Bank Mandiri di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Rabu (7/8).
Wapres menjelaskan dengan inflasi saat ini sekitar 3,5 persen, seharusnya bunga deposito dan bunga pinjaman tidak boleh lebih dari lima persen. Apabila bunga deposito di atas lima persen, perekonomian tidak berjalan dengan baik karena bank tidak hidup dari besarnya bunga melainkan dari tingginya pertumbuhan ekonomi, jelasnya.
"Jadi teori sederhana ekonomi, kalau bunga rendah, inflasi tinggi. Jadi kalau bunga tinggi, bagaimana orang investasi? Padahal ujung pertumbuhan ekonomi adalah investasi," tandas Kalla.
Menurut Kalla, kesalahan utama penyebab krisis ekonomi pada 1998 adalah pelaku ekonomi dan perbankan mengaitkan antara inflasi dengan bunga sehingga naiknya inflasi dibarengi dengan kenaikan bunga.
"Begitu inflasi 60 persen, bunga pinjaman 75 persen, akhirnya bangkrut negeri ini. Dan semua kebangkrutan itu dibayar oleh negara. Juga sering kesalahan perbankan adalah selalu menghubungkan dengan The Fed. Padahal tidak ada hubungannya The Fed dengan Indonesia karena rupiah tidak ke mana-mana," jelasnya.
Oleh karena itu, agar tidak terulang kesalahan serupa seperti pada krisis 1998, Wapres meminta perbankan untuk menurunkan secara bertahap bunga deposito dan bunga pinjaman kredit.
"Satu-satunya cara untuk menaikkan investasi ya turunkan bunga deposito. Kalau bunga deposito naik, orang senang saja makan dari bunga," ujarnya.


0 comments