Kadin Dorong Ekspor Garmen dan Sepatu ke AS, Targetkan 200 Ribu Lapangan Kerja Baru | IVoox Indonesia

May 13, 2025

Kadin Dorong Ekspor Garmen dan Sepatu ke AS, Targetkan 200 Ribu Lapangan Kerja Baru

Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie
Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie dalam lawatannya ke Washington D.C. pada Jumat (2/5/2025). IVOOX.ID/doc KADIN

IVOOX.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan dagang dan investasi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Dalam lawatannya ke Washington D.C., Ketua Umum Kadin, Anindya Novyan Bakrie, menekankan pentingnya kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara.

Anindya, yang akrab disapa Anin, menyampaikan bahwa Kadin telah menandatangani nota kesepahaman dengan sejumlah lembaga penting di AS, seperti Dairy National Council, Export Council, US Chamber of Commerce, dan U.S.-ASEAN Business Council. Ia menyebut kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan global.

“Kami ingin menciptakan kemitraan yang win-win. Indonesia mendapat manfaat, begitu pula Amerika Serikat. Dan mereka menyambut hal ini dengan antusias,” ujar Anin dalam keterangan remi yang diterima ivoox.id Senin (5/5/2025).

Anin menegaskan bahwa Kadin siap menjadi mitra pemerintah dalam mendukung deregulasi, peningkatan investasi, hingga penciptaan lapangan kerja. Salah satu sektor andalan yang diangkat adalah mineral berbasis hijau yang menjadi unggulan Indonesia dalam negosiasi internasional.

Dalam kunjungan ke kantor pusat Nike, Anin mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia menjadi salah satu basis produksi utama perusahaan tersebut, dengan ekspor mencapai sekitar 200 juta pasang sepatu per tahun. Namun, pangsa pasar Indonesia kini hanya sekitar 6-7 persen dibanding Vietnam yang sudah mencapai 50 persen.

“Dua dekade lalu, ekspor sepatu dari Indonesia dan Vietnam masih seimbang. Sekarang Vietnam jauh meninggalkan kita. Kami dari Kadin ingin mencari cara agar kontribusi ekspor Indonesia bisa kembali meningkat,” ujar Anin.

Tak hanya Nike, Kadin juga menjalin komunikasi dengan pemilik merek besar lain seperti The North Face, Timberland, dan Vans. Tujuannya, selain menjajaki peluang bisnis, adalah memperjuangkan agar produk dari Indonesia tak dikenakan tarif tinggi di AS. Perusahaan-perusahaan ini dinilai punya akses langsung ke parlemen dan pemerintah AS yang dapat dimanfaatkan untuk negosiasi dagang.

Dalam pertemuan dengan lembaga Foreign Agricultural Services dari Departemen Pertanian AS (USDA), Kadin menyampaikan ketertarikan memperkuat kerja sama di bidang pertanian. Komoditas seperti kedelai, kapas, dan susu menjadi fokus utama. Indonesia juga membuka peluang untuk pengembangan bioetanol, dengan usulan agar AS mengekspor jagung sebagai bahan baku ke Indonesia, bukan etanol jadi.

Anin optimistis nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS bisa melonjak dua kali lipat, dari sekitar 40 miliar dolar AS saat ini menjadi 80 miliar dolar AS. Peningkatan ekspor garmen dan sepatu dinilai punya potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

“Kalau kita bisa meningkatkan ekspor sepatu dan garmen, ini bisa membuka hingga 200 ribu lapangan kerja baru. Itu target kami bukan hanya memperluas pasar, tapi juga membawa manfaat langsung ke tenaga kerja dan pelaku usaha, termasuk UMKM,” ujar Anin.

Selain mendukung ekspor, kerja sama ini juga diharapkan dapat memperkuat program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah. Pasokan protein seperti kedelai dan susu dari AS dapat berperan besar dalam menjaga keberlanjutan program tersebut.

“Kalau akses terhadap kedelai dan susu lebih terbuka, harganya bisa lebih terjangkau. Ini penting agar program makan bergizi untuk anak-anak berjalan dengan sukses, sekaligus memperkuat hubungan perdagangan Indonesia-AS,” kata Anin.

0 comments

    Leave a Reply