IT Del Rangkul Hidrokinetik Malaysia Bangun Pusat Studi Maritim di Danau Toba
IVOOX.id – Kawasan Danau Toba (KDT) di Sumatera Utara yang besar dan belum dieksplorasi secara maksimal memincu para peneliti terutama di Indonesia untuk melakukan riset lebih mendalam. Apalagi Danau Toba sangat berpotensi sebagai ‘laboratorium’ yang sangat besar untuk pengembangan teknologi eksplorasi kemaritiman.
Hal inilah antara lain yang memicu Institut Teknologi (IT) Del Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, menginisiasi kerja sama riset dan pengembangan dalam eksplorasi aspek Geophysical dan Geotechnical (G&G) Kawasan Danau Toba (KDT). Kerja sama ini dirintis dengan Hidrokinetik, sebuah perusahaan teknologi multinasional di bidang survey dan pemetaan kebumian yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Kerja sama riset ini didesain dengan objektif untuk melakukan survey dan pemetaan KDT. Pemetaan berbasiskan teknologi termutakhir, yaitu ocean & subsea robotic dan artificial intelligence,” ujar Rektor IT Del, Arnaldo Sinaga dalam keterangan tertulis yang diterima Ivoox, Senin (11/03/2024).
Menurut Arnaldo, kerja sama seperti ini tentu sangat bermanfaat bukan hanya untuk kepentingan dunia industri dan akademisi namun juga membantu generasi muda yang merupakan fresh graduate. “Mereka bisa mendapatkan pengalaman berharga yang bermanfaat untuk pengembangan karier setelah lulus dari perguruan tinggi,” katanya.
Niko Simamora, dosen dan inisiator kerja sama riset dari IT Del mengatakan KDT merupakan destinasi wisata Superprioritas di Indonesia. Karena itu pemangku kepentingan KDT secara moral wajib menyediakan sebuah studi ilmiah mendalam tentang aspek-aspek kebumian yang sampai saat ini masih belum terungkap.
“Dengan data yang relatif minim, KDT secara teoritis diklaim sebagai danau vulkanis terbesar di dunia yang terbentuk setelah letusan Gunung Toba 75.000 tahun silam. Bisa kita bayangkan, jika sebuah studi mendalam terkait aspek Geophysical & Geotechnical, Meterologi, dan Oseanografi dapat dilakukan bersama mitra yang berkompeten dan memiliki teknologi kebumian ini. Akan banyak sekali data dan informasi yang bisa dijadikan rujukan untuk mengakselerasi pengembangan KDT,” ujarnya.
Untuk melegalkan kerjasama ini, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) di Kampus Institut Teknologi Del, Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Sabtu (9/03/2024). Acara tersebut dirangkai dengan kuliah umum bertema “Future of Ocean Mapping & Exploration Technology: Robotics and AI Utilization.”
Chief Technical Officer (CTO) Hidrokinetik, Mirza Hamza, menyampaikan pentingnya sebuah kolaborasi intens dan menyeluruh antara dunia industri dan dunia akademik dalam menghasilkan pengembangan teknologi yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia, dan juga memiliki nilai dari sisi komersial.
“Belajar dari success story (keberhasilan) dari yang telah kami lakukan selama tujuh tahun terakhir bekerja sama dengan beberapa universitas di Malaysia untuk pengembangan teknologi ocean & subsea robotic dan artificial intelligence (AI), kami melihat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi yang sangat besar untuk di-explore dan ditekuni bersama,” katanya.
Mirza juga menyinggung pentingnya penggunaan robot dan artificial intelligence (AI) dengan berbagai variannya untuk mengeksplorasi dan memetakan lautan di seluruh dunia. Pihaknya, kata Mirza, berkomitmen total untuk mengalokasikan peralatan ocean & subsea robotic ke IT Del, untuk melaksanakan riset bersama eksplorasi bawah air Kawasan Danau Toba.
Menurutnya, riset bersama dengan menggunakan semua sensor canggih yang berbasiskan teknologi robotic dan AI ini akan sangat menarik karena untuk pertama kalinya, dengan skala yang masif, mereka akan memperoleh data-data berharga tentang apa yang sebenarnya berada di bawah air Danau Toba yang sangat indah ini.
“Jangan terkejut jika nantinya, dalam perjalanan riset yang berkelanjutan ini, kita mungkin saja akan menemukan objek-objek bawah air yang tidak pernah dideteksi sebelumnya, seperti bangkai-bangkai kapal yang pernah tenggelam di Danau Toba yang bisa jadi telah berusia puluhan sampai ratusan tahun silam, jenis sedimen tanah yang ada di dasar maupun di bawah permukaan dasar danau, bahkan mungkin juga kita dapat menemukan adanya jejak-jejak peradaban di masa lampau”, ujar Mirza dalam paparannya berbahasa Inggris.
Usai acara, Direktur dari PT Hidrokinetik Indo Pacific yang merangkap sebagai moderator acara, memberikan kesempatan kepada lima orang mahasiswa IT Del tingkat akhir untuk mengikuti program internship (magang) di beberapa project Hidrokinetik Technologies di seluruh kawasan Asia Tenggara dan Pasifik.
Dia juga menawarkan kesempatan bagi mahasiswa/mahasiswi terpilih yang akan didampingi oleh beberapa dosen, untuk berkunjung langsung ke pusat pengembangan teknologi ocean & subsea robotic di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan program kunjungan, program internship (magang), dan riset bersama ini, kedua belah pihak diharapkan bisa terus berkolaborasi mengembangkan teknologi yang relevan dengan kebutuhan terkini dan menjawab tantangan di masa mendatang.

0 comments