Indef Pertanyakan Produktivitas Utang Pemerintah | IVoox Indonesia

April 30, 2025

Indef Pertanyakan Produktivitas Utang Pemerintah

April 2018, Utang Pemerintah Indonesia Naik Lagi Jadi Rp4.180 Triliun - ivoox.id

IVOOX.id, Jakarta - Ekonom mendesak pembenahan tata kelola utang. Tujuannya, untuk memperkokoh dasar demi menyokong peningkatan produktivitas ekonomi.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati dalam diskusi ILUNI UI "Meningkatnya Utang: Keharusan atau Salah Kelola?" di Jakarta, Selasa (3/4/2018).

"Buat kita untuk mengukur produktivitas utang bukanlah lewat aset, tetapi pembangunan lewat pembiayaan utang itu apakah menambah produktivitas kita atau tidak," kata Enny.

Seharusnya, menurut dia, bila tata kelola utang masih amburadul, kurang tepat bila menambah agresitivitas pembiayaan sehingga utang bisa bertambah tinggi.

Pihaknya melakukan evaluasi terkait apakah utang yang selama beberapa tahun ini melonjak dapat menjawab komitmen pemerintah yang telah mengeluarkan beragam paket stimulus fiskal untuk menunjang produktivitas dan daya saing Republik Indonesia.

Enny mengingatkan, pemerintah selalu mengatakan harus berutang untuk mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur, tetapi sebenarnya yang mendapatkan manfaat terbesar dari tata kelola utang, antara lain adalah gaji pegawai, belanja barang, dan bunga utang itu sendiri.

Dia mengakui, infrastruktur kini memang banyak dibangun, tetapi harus ditanyakan kepada sejumlah BUMN karya apakah semua infrastruktur yang mereka bangun itu berasal dari pembiayaan tata kelola utang atau mereka harus meminjam sendiri ke pihak ketiga.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Kementerian Keuangan Schneider Siahaan mengingatkan, banyak pihak menyalahkan pembiayaan utang, padahal harus diingat bahwa utang itu bukanlah tujuan akhir.

Menurut Schneider, hal yang perlu diketahui seharusnya adalah alokasi belanja untuk pembangunan negara itu untuk apa targetnya, serta kemudian mekanisme pembiayaannya itu seperti apa.

Dia menjelaskan, belanja yang dilakukan pemerintah itu untuk katalisator guna mempercepat pertumbuhan perekonomian, serta mendorong sektor swasta sebagai pendorong utamanya.

"Yang mau saya sampaikan kita baru pintar di level kritik bukan di solusi," katanya dan menambahkan, pengelolaan utang sudah sesuai dengan kebutuhan negara yang tercermin dalam APBN.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan penggunaan utang pemerintah sudah dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan pengelolaan APBN yang selama ini berlaku.

"Bagi mereka yang menganjurkan agar pemerintah berhati-hati dalam menggunakan instrumen utang, maka anjuran itu sudah sangat sejalan dengan yang dilakukan pemerintah," kata Sri Mulyani dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (23/3) malam.

Menkeu mengatakan penggunaan utang merupakan bagian dari pengelolaan APBN yang dilakukan secara bertahap dan hati-hati agar perekonomian tidak mengalami kejutan dan mesin ekonomi menjadi melambat.

Menurut data Bank Dunia, rasio utang pemerintah terhadap PDB Singapura sebesar 117,2 persen pada 2016. Sementara rasio utang pemerintah terhadap PDB Indonesia tercatat 31,4 persen di tahun yang sama.

Sedangkan batas maksimum utang pemerintah sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 adalah 60 persen terhadap PDB. (jaw)

0 comments

    Leave a Reply