Imbal Hasil Treasury Menanjak, Tenor 2 Tahun ke Titik Tertinggi 15 Tahun | IVoox Indonesia

May 30, 2025

Imbal Hasil Treasury Menanjak, Tenor 2 Tahun ke Titik Tertinggi 15 Tahun

us treasury

IVOOX.id, London - Imbal hasil naik pada hari Jumat dan imbal hasil pada Treasury bertenor 2-tahun mencatatkan tertinggi baru 15-tahun karena pasar menilai kenaikan suku bunga terbaru Federal Reserve dan dampaknya bagi perekonomian ke depan.

Treasury 2-tahun yang sensitif terhadap kebijakan mencapai rekor 15-tahun baru 4,266% di awal sesi tetapi terakhir diperdagangkan di 4,19%.

Sementara itu, imbal hasil pada 10-tahun mencapai tertinggi 11-tahun di 3,829% di awal sesi tetapi terakhir diperdagangkan dua basis poin lebih rendah pada 3,685%.

Imbal sasil dan harga bergerak dalam arah yang berlawanan, dengan satu basis poin sama dengan 0,01%.

Kenaikan imbal hasil terjadi karena pasar menimbang implikasi dari keputusan kebijakan terbaru Federal Reserve karena menandakan kesediaannya untuk menerima resesi di depan jika itu berarti mengakhiri lonjakan inflasi.

The Fed pada hari Rabu menyampaikan kenaikan suku bunga 75 basis poin besar lainnya dan mengindikasikan niatnya untuk tetap agresif, menaikkan suku bunga menjadi 4,6% pada 2023 dan 4,4% pada akhir 2022. Bank sentral global mencatat dari buku pedoman The Fed, menerapkan kenaikan substansial mereka sendiri setelah keputusan tersebut.

Bahkan dengan pergerakan tajam minggu ini dalam imbal hasil, banyak analis percaya imbal hasil bisa naik lebih tinggi.

“Sementara kita mungkin lebih dekat dengan akhir kenaikan suku bunga global maka kita adalah permulaan, itu masih akan mencapai puncak inflasi global dan penurunan aktivitas ekonomi global untuk hasil untuk menghentikan kenaikan ini dan mulai menurun, ” tulis Tom Essaye dari Sevens Report dalam sebuah catatan kepada klien hari Jumat.

Komal Sri-Kumar, presiden Strategi Global Sri-Kumar, mengatakan kepada “Squawk Box” CNBC pada hari Jumat bahwa ia melihat 10-tahun mencapai setidaknya 4% dan menambahkan bahwa kurva imbal hasil terbalik yang curam menunjukkan resesi di depan. Banyak analis menafsirkan suku bunga jangka pendek secara signifikan lebih tinggi daripada suku bunga jangka panjang sebagai sinyal penurunan.

"Pasar obligasi mengantisipasi resesi pada paruh pertama 2023 dan sudah menantikan pemulihan akhirnya," katanya. “Itulah yang terjadi pada 2006, 2007 — kami mengikuti pola yang sama.”(CNBC)

0 comments

    Leave a Reply