IHSG Masih Labil dan Cenderung Melemah, Investor Masih Tunggu Perkembangan Kebijakan Tarif Global | IVoox Indonesia

April 28, 2025

IHSG Masih Labil dan Cenderung Melemah, Investor Masih Tunggu Perkembangan Kebijakan Tarif Global

Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Seorang pria memantau pergerakan saham melalui gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/2/2025). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa/pri.

IVOOX.id – Retail Equity Analyst dari PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus, mencatat hanya sektor keuangan yang mengalami penurunan sebesar 0,17%. Pelemahan ini disebabkan oleh koreksi saham perbankan besar yang terjadi saat memasuki ex-date pembagian dividen.

Sepanjang pekan perdagangan 14-17 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif di kisaran 6.225 hingga 6.497. Meski berhasil ditutup naik 2,81% pada Kamis (17/4/2025), arus keluar dana asing tetap signifikan, mencapai lebih dari Rp13,6 triliun, naik tajam dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp5,93 triliun.

Sementara itu, sektor lain justru ditutup menguat, dengan penguatan tertinggi dicapai oleh sektor Basic Materials dan Infrastruktur, masing-masing tumbuh 10,47% dan 7,21%. Indri menilai kondisi ini menunjukkan adanya pergerakan “mark up with distribution”, ditopang oleh sentimen laporan keuangan tahunan dan pembagian dividen oleh sejumlah emiten.

Dari sisi global, pasar dibayangi oleh ketegangan dagang yang kembali memanas. Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap barang-barang asal China hingga 245%, sebagai respons atas retaliasi China yang menetapkan tarif balasan sebesar 125%. Ditambah lagi, komentar dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang mengindikasikan potensi kenaikan inflasi turut memengaruhi psikologi pasar.

Masih dari global, MSCI mengumumkan bahwa saham BREN, CUAN, dan PTRO tidak masuk ke daftar indeks pada review Mei 2025. Sementara dari dalam negeri, pelaku pasar tengah mencermati agenda laporan keuangan, pembagian dividen, serta rencana buyback saham dari beberapa emiten besar.

Indri menyebut, “Para investor masih berhati-hati. Ketidakpastian akibat kebijakan tarif global dan potensi inflasi membuat mereka cenderung wait and see atau melakukan transaksi jangka pendek.” Katanya dalam keterangan resmi yang diterima ivoox.id Minggu (20/4/2025).

Selain itu, pernyataan Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, yang memperkirakan suku bunga AS akan dipertahankan hingga akhir tahun juga menambah tekanan terhadap pasar keuangan global.

Menatap minggu perdagangan berikutnya (21–25 April 2025), para pelaku pasar disarankan untuk mencermati data ekonomi penting seperti: 

S&P Global Composite PMI Flash AS bulan April, yang diperkirakan turun dari 53,5 ke 51. 

Initial Jobless Claims AS pekan ketiga April, yang diproyeksikan naik ke 218.000 dari 215.000 sebelumnya. 

Dari domestik, perhatian tertuju pada neraca perdagangan Indonesia yang diprediksi tetap surplus meski menurun ke US$2,45 miliar, serta keputusan suku bunga BI yang kemungkinan tetap bertahan di 5,75%.

IHSG Diperkirakan Bergerak Volatil

Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, Indri memperkirakan IHSG akan tetap bergerak volatil dengan kecenderungan melemah dalam kisaran support di 6.150 dan resistance di 6.700.

Untuk menghadapi dinamika pasar ini, IPOT menyarankan sejumlah strategi dan rekomendasi saham pilihan berikut:

JPFA (Japfa Comfeed Indonesia)

JPFA dinilai menarik karena tengah berada dalam fase konsolidasi yang kuat dan siap breakout. Perusahaan juga akan membagikan dividen tunai Rp70/saham (yield 3,4%).

 JSMR (Jasa Marga)

JSMR menunjukkan sinyal pembalikan arah dari tren turun ke tren naik. Terlihat dari pola candlestick yang breakout dari beberapa garis EMA dengan volume transaksi yang solid.

PTBA (Bukit Asam)

PTBA masih bertahan dalam tren naik dengan kekuatan candlestick yang solid di atas garis EMA. Potensi penguatan terbuka jika mampu melewati resistance di Rp2.770.

XIHD (Premier ETF IDX High Dividend 20)

Dengan musim laporan keuangan dan pembagian dividen yang tengah berlangsung, XIHD yang berisi saham-saham dengan histori dividen yang konsisten menjadi instrumen menarik untuk investasi jangka menengah-panjang.

0 comments

    Leave a Reply