Harmoni Pelestarian Adat Kutai dalam Tradisi Nutuk Beham | IVoox Indonesia

August 10, 2025

Harmoni Pelestarian Adat Kutai dalam Tradisi Nutuk Beham

Harmoni Pelestarian Adat Kutai dalam Tradisi Nutuk Beham

IVOOX.id - Tung tung tung tung tung… 

Suara rampak alu yang dihantamkan ke lesung bersautan di Balai Adat Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.


Dengan penuh keakraban, puluhan warga lintas generasi menghaluskan gerabah beras ketan di lima lesung besar yang disusun berjajar di balai adat yang juga mereka sebut sebagai Odah Njemoran atau rumah panggung.

Alu berbahan kayu ulin seberat 2-4 kilogram yang ditumbuk berulang kali ke lesung berbahan kayu ipil membuat peluh keringat keluar dari dahi maupun badan mereka. Namun, itu tidak menyurutkan suasana kehangatan para warga dalam aktivitas yang menjadi rangkaian tradisi Nutuk Beham.

Nutuk Beham yang berarti menumbuk padi ketan, menjadi tradisi tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Suku Kutai Adat Lawas usai masa musim panen raya padi gunung.

Sebelum ada penumbukan secara bersama-sama itu, masyarakat Kutai Adat Lawas yang terdiri di sembilan RT tersebut menyumbangkan sebanyak 1.732 kilogram gabah padi ketan hasil panen mereka. Setelah terkumpul, gabah-gabah itu direndam hingga tiga hari untuk selanjutnya ditumbuk, dimasak, serta dimakan secara bersama-sama.

Tradisi yang berlangsung selama tiga hari itu tidak hanya menjadi sebuah perayaan. Nutuk Beham juga menjadi upaya menjaga warisan leluhur mereka sekaligus sebuah momentum para masyarakat setempat untuk menjaga harmoni kerukunan di antara warga.

“Semua proses ini bukan hanya kerja fisik, tapi juga batin. Kami meyakini bahwa roh-roh nenek moyang hadir bersama kami di balai adat,” kata Tajudin Nur, tokoh masyarakat dan mantan ketua adat setempat.

Bagi mereka juga Nutuk Beham menjadi simbol keberkahan dan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dan alam.

Dengan semangat tak adanya henti, harmoni warga dalam Nutuk Beham bukan hanya mempertahankan tradisi, tapi juga menyampaikan pesan bahwa selama desa masih memelihara budaya, jati diri mereka sebagai Suku Kutai Adat Lawas akan tetap hidup.

Foto dan teks: M Risyal Hidayat

Editor : Zarqoni Maksum




 


 

0 comments

    Leave a Reply