Harga Minyak Melonjak Lebih dari Dua Persen, Ini Faktor Pemicunya | IVoox Indonesia

May 31, 2025

Harga Minyak Melonjak Lebih dari Dua Persen, Ini Faktor Pemicunya

Spekulasi Kembalinya Sanksi Terhadap Iran Angkat Harga Minyak - ivoox.id

IVOOX.id, Jakarta - Harga minyak melonjak, Rabu, mengabaikan kenaikan tak terduga stok Amerika dan bangkit dari kejatuhan empat hari setelah bank sentral Rusia menyatakan kehati-hatian pada rencana untuk meningkatkan pasokan minyak.

Harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD2,11 atau 2,8 persen, menjadi USD77,50 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (30/5) atau Kamis (31/5) dini hari WIB.

Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD1,48 atau sekitar 2,2 persen, menjadi USD68,21 per barel.

Data dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) menunjukkan persediaan minyak mentah Amerika di luar dugaan mengalami peningkatan, pekan lalu, naik satu juta barel, jauh di atas ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 525.000 barel.

Harga sedikit berubah dalam perdagangan pasca-settlement meski terjadi kenaikan stok tersebut.

Minyak tertekan oleh laporan Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dan Rusia bisa mengurangi pemangkasan output yang dilakukan sejak Januari 2017. Pemangkasan itu menurunkan persediaan global dan mendorong harga, dengan Brent menembus level tertinggi tiga setengah tahun, yakni USD80,50 per barel pada 17 Mei.

Pada 25 Mei, sumber mengatakan kepada Reuters, Arab Saudi dan Rusia sedang membahas peningkatan produksi minyak dari OPEC dan negara-negara sekutu non- OPEC sekitar 1 juta barel per hari.

Namun, Rabu, bank sentral Rusia mengatakan kejatuhan harga minyak akan menimbulkan risiko bagi sektor keuangan negara tersebut.

"Tampaknya seseorang di bank sentral memperhatikan penurunan besar harga minyak dan mengirim sinyal, 'Hei, tunggu sebentar. Kami tidak ingin harga ini jatuh terlalu dalam'," ucap Phil Flynn, analis Price Futures Group di Chicago.

Reliance Industries Ltd India, pemilik kompleks pengilangan terbesar dunia, berencana menghentikan impor minyak dari Iran, tutur dua sumber yang akrab dengan masalah tersebut.

Di Brasil, serikat pekerja minyak FUP mengatakan para pekerja telah bergabung dengan seruan untuk pemogokan nasional pada sedikitnya 20 rig minyak di cekungan Campos dan daerah lain di negara tersebut.

Demonstran menyerukan pengunduran diri CEO Petroleo Brasileiro, Pedro Parente, dan perubahan kebijakan harga bahan bakar perusahaan tersebut. Perusahaan itu mengatakan produksi tidak terpengaruh. Minggu lalu terjadi pemogokan oleh pengemudi truk Brasil atas harga solar yang tinggi. Gejolak yang sedang berlangsung dapat mengancam permintaan bahan bakar di Brasil, yang ditunjukkan data Amerika adalah konsumen energi nomor delapan pada 2016.

0 comments

    Leave a Reply