Harga Komoditas Meningkat Seiring Pulihnya Ekonomi Global
IVOOX.id, Jakarta – Perekonomian Global 2018 diprediksi akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya, harga komoditas pun mengalami kenaikan seiring pulihnya perekonomian global.
“Peningkatan pertumbuhan ekonomi global bersumber dari perbaikan ekonomi negara maju dan negara berkembang yang lebih kuat dari perkiraan semula,” kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Kamis (15/2/2018).
Perekonomian Amerika Serikat, diperkirakan meningkat seiring dengan laju investasi dan konsumsi. Hal ini timbul sebagai respon atas kebijakan reformasi pajak di negari Paman Sam. The Fed juga merespon inflasi dengan meningkatkan suku bunga acuan Fed Fund serta penurunan besaran neraca bank sentral.
Perekonomian Jepang dan Eropa pun akan lebih membiru dengan peningkatan ekspor akibat dari tingkat konsumsi yang meningkat, juga ditopang dengan kebijakan yang akomodatif.
“Pertumbuhan ekonomi China diperkirakan tetap tumbuh tinggi terutama didorong oleh ekspor seiring peningkatan permintaan, khususnya dari negara maju,” jelas Agus.
“Prospek pemulihan ekonomi global yang membaik tersebut akan meningkatkan volume perdagangan dunia dan harga komoditas global, termasuk minyak, pada 2018,” tambah Agus.
Bank Indonesia tetap akan waspada mengantisipasi setiap pergerakan ekonomi. BI akan tetap menjaga resiko yang dapat mengancam stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia
Risiko tersebut adalah dari sisi eksternal, yakni peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global terkait kenaikan ekspektasi suku bunga acuan AS dan harga minyak dunia. Dari sisi domestik, risiko yang diwaspadai antara lain konsolidasi korporasi yang terus berlanjut dan intermediasi perbankan yang belum kuat.
Sebagai negara dengan pengekspor bahan komoditas mentah, pemerintah terfokus pada merangsang pembentukan industri pengolahan hilir untuk memproduksi produk dengan nilai tambah. Strategi ini akan berdampak pada industri (ekspor) tertentu seperti pertambangan dan mineral. Perubahan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi iklim investasi di industri ini
Komoditas Indonesia merupakan aset vital bagi perekonomian negara (dan pendapatan pemerintah) karena menyumbang sekitar 60 persen dari total ekspor. Sebagai salah satu negara utama pemproduksi dan pengekspor komoditas, Indonesia lebih rentan terhadap efek dari volatilitas harga di pasar komoditas global. Keadaan tersebut memerlukan kebijakan yang efektif pada saat harga komoditas turun maupun naik.
0 comments