Gubernur Kalteng Tetap Konsisten Jalankan Perintah Presiden, meski Terima Banyak Ancaman

IVOOX.id, Dalam enam tahun kepemimpinannya, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran melakukan banyak terobosan dan inovasi. Kepedulian pada masyarakat menjadi modal utama dalam memimpin bumi tambun bungai, tanah berkah Provinsi Kalteng.
Sebagai seorang gubernur yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tentu tidak mudah baginya harus mengawal kebijakan Presiden Joko Widodo hingga tingkat pemerintahan terkecil di Kalteng agar dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan petunjuk.
Sebagai seorang gubernur yang juga merupakan ‘bapak’ bagi masyarakatnya, Sugianto juga mengemban tanggung jawab yang teramat besar. Tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan dapat dirasakan oleh segenap masyarakat Kalteng. Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Sugianto kerap mengungkapkan bahwa sumber daya alam di Kalteng sangat melimpah.
“Tentu ini harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya. Dirasakan melalui pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Hilirisasi merupakan salah satu fokus Sugianto dalam optimalisasi pengelolaan sumber daya alam, agar nilai guna sumber daya alam di Kalteng itu dapat ditingkatkan sebelum dipasarkan keluar daerah dan mampu menyerap tenaga kerja setempat. Hilirisasi yang dicita-citakan untuk kesejahteraan masyarakat Kalteng, bukan hanya untuk menyejahterakan segelintir orang dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat.
Tentu banyak pihak yang merasa keberatan dengan kebijakan pro rakyat Gubernur Sugianto tersebut. Namun pilihan sudah bulat dibuat, tindakan nyata pun sudah dilakukan dengan cepat. Langkah tegas Sugianto untuk menertibkan pengelolaan sumber daya alam di Kalteng tak sedikit menuai kecaman banyak pihak. Hingga akhir-akhir ini Gubernur dengan gelar Temanggung Antang Pasihai yang berarti pemimpin yang mampu mengayomi melindungi dan panutan masyarakat itu pun mendapat ancaman pembunuhan. Ia diancam akan dibunuh oleh oknum tertentu.
Terlihat dari unggahan di media sosial pada 24 Oktober 2021 pukul 16.37 WIB yang di-posting oleh akun Facebook Hagai Kristian Ajoy pada Grup Penyedot yang menyampaikan ancaman ‘matei badaha ikau gawi kuh amun sampai sedot nutup muh..’ yang berarti mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot (sedot emas) dan berlanjut pada posting-an yang turut mengancam Presiden RI pada 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB bertuliskan ‘Ayo pak jokowi presiden RI jangan kecewakan saya, atau saya semblih anda’.
Dua posting-an dan beberapa unggahan lainnya ini cukup memprihatinkan. Jangan sampai masyarakat menilai unggahan tersebut tidak ditindaklanjuti secara hukum oleh pihak kepolisian bahkan jangan sampai masyarakat mengira tindakan ini ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah masyarakat Kalteng. Sudah ada beberapa unsur ormas dan perwakilan masyarakat yang mengajukan laporan kepada kepolisian namun hingga saat ini belum ada perkembangan lebih lanjut.
Meski demikian, tidak sedikit pun hati Sugianto gentar. Sikap penyayang dan pengayom bagi masyarakatnya justru menarik perhatian masyarakat Kalteng dan tak sedikit yang bersimpati. Walaupun diancam untuk dibunuh, sama sekali tidak menunjukkan sikap antikritik malah mengayomi.
“Itu wajar, mungkin dia sedang banyak tuntutan kehidupan. Namun cukup disayangkan dengan kata-kata yang turut mengancam Presiden, sangat bertentangan dengan falsafah dan kepribadian kita orang Dayak,” jawab Sugianto disinggung soal unggahan di medsos tersebut seusai olahraga sore di Halaman Istana Isen Mulang, Minggu (1/11).
Sebagaimana arahan Presiden bahwa pada masa pandemi covid-19 ini harus dilakukan percepatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi di daerah. Karena itu, penertiban perizinan merupakan salah satu upaya Gubernur Kalteng untuk optimalisasi peningkatan pendapatan asli daerah sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh segenap masyarakat.

0 comments