Gubernur Bank Sentral Australia Menyesalkan Keputusan Tarif AS
IVOOX.id, Sydney - Kenaikan tarif AS untuk impor baja dan aluminium sangat disesalkan, dikhawatirkan bahwa keputusan tersebut akan berdampak buruk terhadap negara-negara lain, kata kepala bank sentral Australia, Rabu (07/3).
Pengumuman tarif yang dilkeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump pekan lalu berbenturan dengan dari negara-negara lain di dunia dan menakut-nakuti investor keuangan secara global.
"Pengumuman baru-baru ini mengenai tarif oleh Presiden Trump sangat disesalkan," Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe mengatakan di Sydney. "Tarif yang diusulkan bisa dikelola, tapi pembalasan dari negara lain akan sangat derdampak buruk".
Kekhawatiran tersebut tercermin di pasar keuangan global dengan investor melepas saham untuk keamanan emas, uang tunai, yen Jepang dan franc Swiss.
Indeks saham dunia turun 4,4 persen pada Februari dan telah memulai bulan ini dengan defensif, sementara yen safe haven yang dirasakan berada pada lintasan ke atas.
Lowe juga menemukan defisit anggaran AS "mengganggu" saat ekonomi berjalan begitu kuat, katanya dalam menanggapi sebuah pertanyaan setelah pidato ke Australian Financial Review Business Summit di Sydney.
Selanjutnya, Lowe memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal keempat akan turun sedikit di bawah 0,5 persen namun menambahkan hasilnya tidak akan mengubah kepercayaan dirinya pada pandangan yang lebih luas.
Sebuah jajak pendapat Reuters terhadap analis pekan lalu menunjukkan para ekonom memperkirakan produk domestik bruto (PDB) telah meningkat sebesar 0,6 persen pada kuartal dan 2,5 persen pada tahun di kuartal Desember.
Namun, indikator lembut baru-baru ini telah mendorong analis untuk memangkas ekspektasi ini naik masing-masing sekitar 0,5 persen dan 2,4 persen.
RBA masih optimis tentang "pertumbuhan yang lebih kuat" di tahun 2018 daripada di tahun 2017, dibantu oleh peningkatan yang disinkronkan dalam ekonomi global.
Dengan ekonomi "bergerak ke arah yang benar dan tingkat suku bunga masih cukup rendah, kemungkinan langkah selanjutnya dalam suku bunga di Australia akan naik, bukan turun," tutur Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA) Philip Lowe.
RBA memegang suku bunga pada rekor terendah 1,50 persen untuk pertemuan ke-17 berturut-turut pada hari Selasa karena inflasi masih berada di bawah target 2-3 persen dan tingkat pengangguran tetap tinggi meski terjadi booming pekerjaan baru-baru ini.
RBA hanya melihat kemajuan bertahap dalam mengurangi pengangguran dan inflasi. Akibatnya, "Dewan tidak melihat kasus yang kuat untuk penyesuaian jangka pendek kebijakan moneter," kata Lowe di Sydney.[dra]
0 comments