Dunia Perbankan Belum Rasakan Kinerja Positif Jokowi-JK

iVooxid, Jakarta - Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla (JK) ‎sudah dua tahun memimpin Indonesia. Banyak hasil positif yang dikerjakan, khususnya iklim ekonomi yang perlahan membaik. Namun, dunia perbankan masih belum merasakan dampak positifnya dari pemerintahan saat ini.

‎"Semua mengatakan dua tahun pemerintah Jokowi bilang baik-baik saja kemiskinan turun, investasi naik, kesenjangan juga turun, bisnis membaik. Tapi pertanyaannya kenapa ketika suku bunga bank turun tapi justru kredit turun. Apa kebijakan moneter ini kena sasaran? Secara ekonomi sudah bagus. Kalau di TV tidak ada susah, tapi kok kita (bank) ngerasain susah," ucap K‎omisaris Utama di PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP)‎ di Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Eko memproyeksikan, pertumbuhan kredit perbankan tidak bisa mencapai 6 persen di akhir tahun ini. Pasalnya, ‎kredit yang melambat, karena pengusaha besar yang mengangsur utang lebih cepat, sedangkan perusahaan yang kinerjanya memburuk mengajukan kredit lebih banyak.

"Dengan keadaan itu menyebabkan kredit bermasalah (NPL) perbankan meningkat.‎ Walaupun begitu, perbankan telah mengantisipasi dengan memperbesar rasio cadangan," tegas Eko

‎Pada saat ini, menurut Eko, pelaku usaha sedang menantikan suku bunga yang diperkirakan turun kembali hingga Desember mendatang. Dengan begitu, bunga yang turun, maka mereka (pelaku usaha) akan mengajukan kredit.

Lanjut Eko yang juga menjadi K‎omisaris Utama di PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP),‎ dengan tingkat permintaan kredit yang melambat, maka ekonomi Indonesia belum pulih secara signifikan, walaupun pemerintah sudah mengeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi.

"Ekonomi lambat yang berlangsung lama, dikhawatirkan Indonesia akan mengalami jebakan zona kelas menengah. Kredit itu ga bisa dipaksa. Tahun 2017, rasa-rasanya tidak akan lebih baik di tahun ini," cetus Eko.[ava]