Demo Warga Pati Tuntut Bupati Mundur Berujung Rusuh, Mobil Dibakar, Puluhan Orang Terluka | IVoox Indonesia

August 24, 2025

Demo Warga Pati Tuntut Bupati Mundur Berujung Rusuh, Mobil Dibakar, Puluhan Orang Terluka

Mobil aparat kepolisian jenis Toyota Avanza yang terbakar di Jalan Dokter Wahidin Pati
Mobil aparat kepolisian jenis Toyota Avanza yang terbakar di Jalan Dokter Wahidin Pati, Rabu (13/8/2025). (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.)

IVOOX.id – Peristiwa unjuk rasa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menuntut pelengseran Bupati Pati Sudewo yang awalnya berlangsung tertib, berubah muncul kericuhan hingga mengakibatkan aksi anarkis perusakan pagar, pembakaran mobil hingga perusakan kaca perkantoran bupati, Rabu, 13 Agustus 2025.

Mengutip Antara, kericuhan terjadi jelang tengah hari setelah terjadi pelemparan air mineral pada petugas hingga benda-benda lainnya yang bisa membahayakan keselamatan. Akhirnya, petugas yang sudah berupaya menenangkan massa melakukan upaya penembakan gas air mata yang membuat para pengunjuk rasa bubar menyelamatkan diri.

Namun, ada sejumlah pengunjuk rasa yang melakukan aksi anarkis dengan melempar sebuah bangunan milik Pemkab Pati yang berada di kompleks Pendopo Kabupaten Pati di tepi Jalan Tombronegoro hingga mengakibatkan kaca jendela bangunan itu rusak.

Selain itu, tampak mobil hangus terbakar di Jalan Dokter Wahidin Pati dalam posisi terbalik.

Kepolisian masih menelusuri dan menyelidiki kasus pembakaran mobil Polri yang diduga dilakukan massa pengunjuk rasa di depan kantor Bupati Pati.

"Iya benar, dari aksi unjuk rasa anarkis tadi ada satu kendaraan Polri yang digulingkan oleh massa dan dibakar," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto di Pati, dikutip dari Antara, Rabu (13/8/2025).

Pihak kepolisian, kata dia, juga akan menelusuri dan melakukan penyelidikan kasus tersebut.

Prayogo, salah seorang warga di Pati, mengungkapkan bahwa mobil yang hangus terbakar itu diduga mobil milik aparat keamanan saat terjadi kerumunan massa.

Mobil aparat kepolisian jenis Toyota Avanza terbakar di Jalan Dokter Wahidin Pati, yang dalam posisi terbalik dan ludes terbakar. Namun, pada sore hari sudah dievakuasi dari lokasi kejadian.

Selain terjadi aksi pembakaran mobil Polri, juga terjadi perusakan sarana dan prasaran milik pemkab, mulai dari lampu hias di tembok pendopo hingga kaca jendela gedung perkantoran di kompleks Pendopo yang berada di Jalan Tombronegoro Pati.

Tulisan nama kantor bupati juga dirusak, demikian halnya di DPRD Pati juga mengalami perusakan serupa. Bahkan tembok juga dicoret dengan tulisan tidak pantas, serta pelemparan vas bunga ke pintu ruang rapat paripurna DPRD.

Sempat tersiar kabar korban meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa tersebut

Artanto mengatakan sudah dilakukan penelusuran ke sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

"Hasilnya tidak ada laporan korban meninggal dunia," katanya.

Meski demikian, lanjut dia, terdapat 34 orang yang terluka dalam aksi yang berlangsung ricuh tersebut.

"Ada 34 orang yang dirawat di RS Soewondo Pati," tambahnya.

Menurut dia, para peserta aksi yang sebagian besar mengalami sesak nafas karena menghirup gas air mata itu sudah diizinkan pulang.

Selain peserta aksi, lanjut dia, tujuh polisi juga dilaporkan terluka dalam aksi tersebut.

"Ada sekitar tujuh polisi, kemungkinan juga bisa bertambah," katanya.

Sementara, polisi menangkap 11 orang dalam unjuk rasa tersebut yang diduga provokator.

"Kesebelas orang yang diduga provokator, sudah didata dan diperiksa oleh Satuan Reserse Polresta Pati untuk proses hukum lebih lanjut," kata Artanto.

Ia mengungkapkan sejak awal kegiatan unjuk rasa yang digelar masyarakat di Kabupaten Pati untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat berjalan dengan tertib dan lancar.

"Alhamdulillah dari awal kegiatan berlangsung dengan baik. Namun, menjelang siang hari, muncul kelompok lain yang bersifat anarkis sehingga merusak suasana damai tersebut," ujarnya.

Kelompok tersebut, kata dia, melakukan pelemparan air mineral, batu, tongkat, buah busuk, dan berbagai benda lainnya. Sehingga memicu eskalasi hingga situasi menjadi chaos.

Petugas kepolisian sendiri sudah memberikan imbauan kepada massa agar menghentikan tindakan anarkis. Namun karena peringatan tidak diindahkan, polisi terpaksa melakukan pendorongan dan memecah massa untuk mengendalikan situasi.

"Sekitar pukul 15.00 WIB, situasi berhasil dikendalikan. Kami juga melakukan patroli untuk memastikan Kota Pati dalam kondisi aman dan kondusif," ujarnya.

Terpisah, Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, Jawa Tengah, mencatat ada 64 korban luka dalam aksi unjuk rasa.

"Dari 64 korban luka tersebut, ada yang dirawat di RSUD RAA Soewondo, Klinik Marga Husada, Klinik Pratama PMI, RS Keluarga Sehat, dan perawatan di tempat," kata Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Lucky Pratugas Nasrimo di Pati, Rabu (13/8/2025), dikutip dari Antara.

Untuk pasien yang dirawat di RSUD RAA Soewondo ada 40 orang, Klinik Marga Husada empat orang, Klinik Pratama PMI satu orang, RS Keluarga Sehat ada tujuh orang, dan perawatan di tempat ada 12 orang.

Sebagian besar, kata dia, menjalani rawat jalan, sedangkan rawat inap enam orang, selebihnya rawat jalan dan ada yang observasi.

Terkait korban meninggal, imbuh dia, hingga saat ini nihil.

Unjuk rasa warga Pati berawal dari polemik kebijakan Pemerintah Kabupaten Pati yang menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.

Meskipun kenaikan tersebut merupakan batas maksimal dan tidak diberlakukan untuk seluruh objek pajak, karena ada yang kenaikannya hanya 50 persen.

Namun, karena ada pernyataan Bupati Pati Sudewo yang dinilai menyakiti hati masyarakat yang mempersilakan berunjuk rasa hingga 5.000 ataupun 50.000 orang sekalipun. Sehingga warga akhirnya melakukan aksi donasi dengan mengumpulkan air mineral kemasan dos di sepanjang jalur trotoar depan pendopo Kabupaten Pati.

0 comments

    Leave a Reply