Demi BBM Murah di Perbatasan, Pejuang Energi Ini Rela Menantang Maut | IVoox Indonesia

June 25, 2025

Demi BBM Murah di Perbatasan, Pejuang Energi Ini Rela Menantang Maut

IMG-20200802-WA0002

IVOOX.id, Samarinda - Berkat kehadiran Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) satu harga, warga kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia di Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur, kini bisa menikmati Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga murah, setara dengan warga di Pulau Jawa. Dulu mereka harus membeli dengan harga cukup mahal, bisa mencapai Rp 45 ribu per liter. Untungnya, para karyawan SPBU dan petugas pemasok BBM dari PT. Pertamina rela berkorban untuk mereka. Bahkan, proses pengiriman BBM dari Samarinda ke Long Apari perlu perjuangan berat dan menantang maut yang dilakukan karyawan Pertamina dengan para Agen Premium Minyak Solar (APMS) .

SPBU Kompak di Long Apari ini mulai dibangun setelah Presiden Joko Widodo mulai melaksanakan kebijakan BBM Satu Harga untuk daerah terpencil, terluar dan terisolir (3T). SPBU Kompak di Long Apari tersebut merupakan salah satu penyalur Program BBM Satu Harga di Pulau Kalimantan yang beroperasi sejak tahun 2019.

Manager Umum PT Pertamina Pemasaran Kalimantan, Mohammad Irfan, mengatakan, pembangunan SPBU Kompak Long Apari ini merupakan komitmen perseroan untuk mewujudkan program BBM Satu harga di seluruh wilayah Indonesia.

Dulu, warga perbatasan ini harus membayar BBM dengan mahal, bisa mencapai Rp 45 ribu per liter. Kini, setelah ada SPBU di Long Apari, warga bisa membeli BBM dengan harga murah, yakni Rp 6.450 per liter untuk premium dan Rp 5.150 per liter untuk Solar subsidi.

“Selama Indonesia Merdeka, baru kali ini masyarakat Long Apari menikmati BBM dengan harga yang sama, Pertamina berkomitmen kuat menghadirkan BBM dengan harga sama hingga ke pedalaman di perbatasan,” paparnya.

Hanya saja, proses distribusi Pertamina ke Long Apari, perlu perjuangan berat dan banyak tantangan. BBM dari Samarinda harus diangkut kapal landing craft tank (LCT) menuju Long Bagun Mahakam Ulu. Kemudian, di Long Bagun muatan BBM dipindah ke kapal Long Boat yang lebih kecil untuk diangkut ke Long Apari.

Proses pengiriman BBM jalur Sungai Mahakam ini bisa memakan waktu tempuh 7 hingga 10 hari perjalanan sungai. Karyawan Pertamina harus kerja sinergi dengan para Agen Premium Minyak Solar (APMS) menghadapi aneka tantangan.

Selama proses pengiriman ini, Irfan mengatakan, kapal kapal Pertamina harus menanggung beban risiko tinggi melewati 12 jeram yang arusnya deras. Menurutnya, Pertamina harus mengkombinasikan kapal LCT angkutnya dengan kapal long boat guna melewati jeram yang ada.

“Melewati 12 jeram sungai yang ada seperti riam udang, riam panjang yang arusnya deras. Sehingga pengiriman dikombinasikan dengan kapal long boat,” ujarnya.

Irfan menyebutkan, masing-masing kapal long boat ini mampu memuat sebanyak 300 drum BBM untuk warga perbatasan. Proses distribusi BBM dilakukan dua kali dalam kurun waktu sebulan. “Sekali kirim mampu membawa 180 kilo liter premium dan 160 kilo liter solar,” ungkapnya.

Pertamina mensubsidi biaya distribusi BBM premium maupun solar bagi masyarakat Mahakam Ulu. Pemberian subsidi terpaksa dilakukan agar harganya sama dengan SPBU lain di kota besar Indonesia.

0 comments

    Leave a Reply