October 9, 2024

Update Terbaru virus covid-19
Indonesia

Memuat...

Dunia

Memuat...

Bulog Akui Kesulitan untuk Impor 1,5 Juta Ton Beras

IVOOX.id - Direktur Bisnis Perum Bulog, Febby Novita, mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi dalam mendapatkan beras impor. 

Meskipun Bulog banyak menerima tawaran, banyak kontrak yang tiba-tiba dibatalkan oleh negara-negara pengekspor seperti Filipina dan Eropa.

"Kami kesulitan mendapatkan beras karena banyak tawaran yang dibatalkan di perjalanan. Sehingga kontrak yang sudah kami dapatkan pun ikut batal," ungkap Febby di kantor Ombudsman, Jakarta, Jumat, (17/11/2023).

Dalam upaya mengatasi krisis beras, Bulog mendapat penugasan untuk mengimpor 1,5 juta ton pada tahun ini, dengan 700 ribu ton sudah dikontrak. Namun, tantangan semakin besar pada 2024 dengan penugasan impor sebanyak 2 juta ton.

Febby menyoroti bahwa persaingan harga membuat Indonesia kalah saing, terutama dengan negara-negara Eropa yang beralih ke beras akibat pembatasan gandum. "Eropa membeli beras dengan harga lebih tinggi daripada kita," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa rencana impor 1 juta ton beras dari China menghadapi kendala. Harga yang ditawarkan China dianggap tidak cocok oleh Indonesia, mengancam keberhasilan impor tersebut.

"Arief menegaskan bahwa jika harga dari China tidak sesuai, impor beras tersebut mungkin tidak terlaksana," ujar Arief di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 6 November 2023.

Dilain pihak, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap bahwa kenaikan impor barang konsumsi pada Oktober 2023 sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

"Kenaikan impor barang konsumsi ini sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang meningkat pada Oktober 2023. Posisi IKK pada Oktober ini sebesar 124,2 lebih tinggi dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar 121,7," ujar Mendag dikutip dari Antara , Kamis (16/11/2023).

Mendag menyebut peningkatan impor pada Oktober 2023 secara bulan ke bulan terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kenaikan impor tertinggi terjadi pada golongan barang modal sebesar 14,52 persen, diikuti barang konsumsi (9,18 persen), dan bahan/baku penolong (5,87 persen).

Untuk barang konsumsi yang memicu kenaikan impor, antara lain beras setengah giling atau giling utuh, minyak medium lainnya dan olahannya, serta bahan bakar diesel otomotif.

Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia Oktober 2023 didominasi dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan pangsa 50,13 persen dari total impor nonmigas Indonesia.

0 comments

    Leave a Reply