BI: Investasi Kunci Lepas dari Middle-Income Trap | IVoox Indonesia

December 13, 2025

BI: Investasi Kunci Lepas dari Middle-Income Trap

Ini Dua Risiko Sistemik Perekonomian Nasional Tahun Ini…

iVOOXid, Bandung - Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menilai peningkatan investasi merupakan kunci bagi Indonesia untuk lepas dari jebakan pendapatan menengah atau 'middle income trap'.

"Kalau 'middle income trap', salah satu upayanya adalah ekonomi kita tumbuh di kisaran 7-8 persen. Untuk itu perlu investasi yang signifikan secara pertumbuhan, dan dukungan produktivitas, kemudian dari sisi 'labor' dan 'capital' kita, itu kunci," ujar Dody saat memberikan penjelasan terkait Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah dan Bank Indonesia (Rakorpusda) di Bandung, Selasa (26/9/2017).

Saat ini, Indonesia termasuk kategori negara berpendapatan menengah bawah. Indonesia diprediksi beralih dari negara kelas menengah menjadi negara maju pada 2038 apabila pertumbuhan ekonomi konsisten di 5 persen.

Sementara itu, jika ekonomi tumbuh lebih cepat, maka Indonesia juga bisa keluar dari middle income trap lebih cepat. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan, jika ekonomi tumbuh konsisten di 6,5 persen, maka Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah pada 2030.

"Jadi memang harus ada akselerasi pertumbuhan yang tinggi dan itu semua memang tidak akan mungkin kalau tidak ada dukungan infrastruktur, yang basic-nya dan juga dari sisi kualitas SDM-nya," ujar Dody.

Menurut Dody, dengan sejumlah paket kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah dapat mengatasi permasalahan yang menghambat masuknya investasi selama ini sehingga ke depan dapat mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi sesuai potensinya dan Indonesia pun dapat menjadi negara maju lebih cepat.

"Kalau tidak salah, benefit dari penduduk muda Indonesia itu akan berakhir sekitar 2030-2035. Jadi artinya manfaat itu harus segera kita maksimalkan dengan cara mengaktifkan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan value added perekonomian atau investasi. Sekali lagi saya mengatakan kunci negara ini adalah investasi, kalau investasi jalan, kita bisa untuk ekspor, bisa untuk konsumsi," kata Dody.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi tumbuh sebesar 5,35 persen pada triwulan II-2017 lalu, lebih baik dari konsumsi rumah tangga 4,95 persen, ekspor 3,36 persen, impor 0,55 persen, bahkan konsumsi pemerintah yang tumbuh negatif 1,93 persen.

Investasi berupa bangunan pada periode tersebut tumbuh seiring dengan meningkatnya aktivitas pada sektor konstruksi seperti pembangunan infrastruktur. Selain itu, investasi juga didukung oleh realisasi belanja modal pemerintah pusat pada APBN 2017 sebesar Rp35,7 triliun atau meningkat 4,36 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Membaiknya investasi juga disebabkan oleh penjualan kendaraan industri yang menjadi barang modal seperti mobil pick up dan truk yang tumbuh positif (yoy) sebesar 20,4 persen. (ant)

0 comments

    Leave a Reply