BGN Bantah Surat Viral Sebut Lepas Tangan Bila Terjadi Keracunan Makan Bergizi Gratis di Brebes | IVoox Indonesia

October 23, 2025

BGN Bantah Surat Viral Sebut Lepas Tangan Bila Terjadi Keracunan Makan Bergizi Gratis di Brebes

 program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 9 Kota Semarang
Ilustrasi: Seorang siswa berbagi lauk pauk kepada teman sebangkunya saat menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMP Negeri 9 Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (9/9/2025). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.

IVOOX.id – Badan Gizi Nasional (BGN) meluruskan polemik yang muncul terkait beredarnya surat pernyataan dari Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 2 Brebes mengenai Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Koordinator Wilayah (Korwil) BGN Kabupaten Brebes, Arya Dewa Nugroho, menegaskan bahwa lembaganya tidak pernah melepaskan tanggung jawab apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) atau insiden keamanan pangan dalam pelaksanaan program tersebut.

“Informasi yang beredar seolah-olah BGN lepas tangan adalah tidak benar,” tegas Arya, di Brebes, Selasa (16/9).

Menurut Arya, isu ini berawal dari angket yang dibagikan pihak sekolah kepada orang tua murid. Namun setelah dilakukan mediasi, baik pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun MTsN 2 Brebes sepakat menarik kembali formulir tersebut.

“Hasil dari mediasi, pihak MTs menarik angket tersebut dan menjelaskan ke wali murid bahwasanya angket tersebut ditarik dan murni membagikan angket terkait alergi siswa saja,” jelasnya.

Selain itu, pihak sekolah juga menyatakan kesediaannya menjadi penerima manfaat Program MBG dengan menandatangani perjanjian kerja sama sesuai petunjuk teknis (juknis) yang dikeluarkan BGN.

Kepala MTsN 2 Brebes, Syamsul Maarif, menegaskan bahwa maksud dari angket yang sempat beredar sebenarnya bukan untuk membebaskan tanggung jawab pihak sekolah maupun BGN, melainkan murni untuk pendataan kesehatan siswa.

“Adapun surat pernyataan yang beredar dimaksudkan untuk mengetahui kesiapan siswa-siswi dalam menerima program MBG, mengingat kondisi kesehatan siswa-siswi serta adanya alergi atau ketidakcocokan dalam hal makanan dari program tersebut,” ujar Syamsul.

Ia memastikan pihak sekolah mendukung penuh pelaksanaan MBG di satuan pendidikan mereka, karena program tersebut sangat membantu pemenuhan gizi anak didik.

BGN menekankan bahwa kejadian ini menjadi pembelajaran agar sosialisasi program MBG kepada sekolah dan orang tua dilakukan secara lebih jelas. Arya menambahkan, komunikasi antara penyelenggara, sekolah, dan wali murid perlu ditingkatkan untuk mencegah kesalahpahaman serupa di kemudian hari.

Dengan adanya klarifikasi ini, baik pihak sekolah maupun BGN berharap polemik dapat diselesaikan dan fokus kembali pada tujuan utama program, yakni memastikan siswa mendapat asupan gizi yang sehat, aman, dan berkualitas.


0 comments

    Leave a Reply