Antisipasi Gagal Panen, Bogor Siapkan Asuransi untuk 25 Ribu Ha Sawah | IVoox Indonesia

May 17, 2025

Antisipasi Gagal Panen, Bogor Siapkan Asuransi untuk 25 Ribu Ha Sawah

lahan-sawah-kering-di-aceh-barat-2
Warga memperlihatkan kondisi sawah yang kering di Desa Pasie Jambu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Kamis (8/6/2023). Data Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Barat menyebutkan 215 hektar lahan sawah milik petani yang sudah dibajak terancam gagal tanam pada musim tanam rendengan tahun 2023 akibat kekeringan yang melanda daerah setempat. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

IVOOX.id - Mengantisipasi terjadinya puso atau gagal panen tahun ini akibat El-Nino, Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyiapkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk 25 ribu ha sawah.

Bupati Bogor Iwan Setiawan menyebutkan, penyediaan AUTP itu ditingkatkan lebih dari dua kali lipat pada tahun ini, dibandingkan tahun 2022 yang berkisar 10 ribu hektare sawah.

"Sebagai bagian dari antisipasi, (AUTP) kita naikkan jadi 25 ribu hektare. Karena sejak jauh hari juga BMKG telah memprediksi dampak kekeringan ini," ujar Iwan, dikutip dari Antara, Jumat (27/10/23).

Ia menyebutkan, dampak El Nino ini sudah diprediksi oleh Pemerintah Kabupaten Bogor lewat Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) sejak jauh hari.

Iwan berharap, asuransi ini dapat melindungi petani dari kerugian akibat gagal panen dengan klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektare. Berbagai upaya lain juga terus dilakukan untuk meminimalisasi dampak kekeringan.

“Kita koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat untuk menangani dampak kekeringan ini,” terangnya.

Sementara, Plt Kepala Distanhorbun Kabupaten Bogor Tatang Mulyadi menjelaskan dari penyediaan AUTP 25 ribu hektare, hingga kini baru sebanyak 16.800 hektare sawah yang diasuransikan.

Biaya asuransi tersebut ditanggung pemerintah Kabupaten Bogor dan pemerintah pusat. Sehingga, petani tak perlu lagi membayar dan cukup mendaftarkan sawahnya kepada petugas agar dituntun masuk ke dalam sistem.

Sejauh ini, sudah ada 41 kelompok tani (poktan) yang mengajukan klaim asuransi karena mengalami puso dengan luas sawah mencapai 221 hektare yang tersebar di 11 kecamatan, yakni Sukamakmur, Cileungsi, Gunungputri, Citeureup, Klapanunggal, Rumpin, Tenjo, Nanggung, Cibungbulang, Jasinga, dan Pamijahan.

Beberapa di antaranya sudah menerima klaim asuransi dengan nominal berbeda sesuai luasan lahan.

Pengendara roda dua melintasi sawah yang kekeringan di Citeras, Lebak, Banten, Kamis (3/8/2023). Puluhan hektar sawah di kawasan tersebut selama sebulan terakhir mulai mengalami kekeringan hingga mengakibatkan gagal panen. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Pengendara roda dua melintasi sawah yang kekeringan di Citeras, Lebak, Banten, Kamis (3/8/2023). Puluhan hektar sawah di kawasan tersebut selama sebulan terakhir mulai mengalami kekeringan hingga mengakibatkan gagal panen. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Sementara itu di Kota Sukabumi, Jawa Barat, luas lahan pertanian yang terdampak kekeringan akibat fenomena alam El Nino mencapai 41,85 hektare.

"Dari luas lahan pertanian yang mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan ini mayoritas berada di Kelurahan Sindangpalay, Kecamatan Cibeureum," kata Kepala DKP3 Kota Sukabumi Adrian Hariadi di Sukabumi, Jabar, Kamis.

Menurut Adrian, dampak kemarau yang terjadi sejak awal Juni 2023 membuat mayoritas lahan pertanian di Kota Sukabumi terdampak kekeringan, kondisi paling parah terjadi di Kecamatan Lembursitu dan Cibeureum.

Petani yang sebelumnya sudah menanam padi dan ditargetkan bisa panen pada September atau Oktober, terpaksa harus merugi karena lahannya tidak bisa mendapatkan pasokan air karena kekeringan dan mengalami krisis air.

Jika setiap satu hektare menghasilkan gabah kering giling (GKG) sebanyak tujuh ton, maka produksi GKG yang hilang akibat gagal panen mencapai 292,95 ton.

Untuk mengurangi kerugian petani dan penderitaan akibat gagal panen, Pemerintah Kota Sukabumi menyalurkan bantuan cadangan beras pemerintah (CBP). Bantuan CBP ini sudah disalurkan ke para petani yang mengalami gagal panen.

"Meskipun akibat kemarau berkepanjangan ini puluhan hektare lahan pertanian di Kota Sukabumi mengalami gagal panen, tetapi untuk persediaan beras untuk masyarakat masih mencukupi," tambahnya.

Di sisi lain, Adrian mengatakan untuk jumlah kepala keluarga atau penerima manfaat bantuan CBP mencapai 248 KK. Jumlah penerima manfaat itu tidak hanya petani yang mengalami gagal panen tetapi warga korban bencana dan lainnya.

Pada November 2023, pihaknya pun akan kembali melakukan pengadaan untuk persediaan CBP sebanyak 16 ton. Beras ini diperuntukkan untuk membantu warga yang menjadi korban bencana salah satunya gagal panen dampak dari bencana kekeringan.

0 comments

    Leave a Reply