Anggota DPR Minta BRI Jaga Daya Beli Masyarakat Jelang Ramadan dan Idulfitri | IVoox Indonesia

May 15, 2025

Anggota DPR Minta BRI Jaga Daya Beli Masyarakat Jelang Ramadan dan Idulfitri

antarafoto-pedagang-diminta-tidak-menaikkan-harga-melebihi-het-1740225846
Pedagang melayani pembeli di Pasar Terong, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (22/2/2025). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberikan peringatan kepada para pedagang agar tidak menaikkan harga kebutuhan pokok melebihi harga eceran tertinggi (HET) jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 H. ANTARA FOTO/Arnas Padda

IVOOX.id – Menjelang Ramadan dan Idulfitri 1446 H/2025 M, stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat kembali menjadi sorotan. Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fauzi Amro, menekankan peran strategis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam mendukung kestabilan harga dan distribusi uang tunai. Pernyataan ini disampaikan dalam Konsinyering Komisi XI DPR RI bersama BRI di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (21/2/2025).  

"Setiap tahun menjelang Ramadan dan Idulfitri, harga barang kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan akibat ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan. Dalam kondisi ini, BRI memiliki peran krusial dalam menjaga daya beli masyarakat melalui program pembiayaan dan distribusi uang tunai," ujar Fauzi Amro. 

Berdasarkan data yang dihimpun Komisi XI DPR RI, harga sejumlah bahan pokok di Sumatera Selatan mengalami lonjakan signifikan dari Januari hingga Februari 2025. Harga telur naik dari Rp24.000/kg menjadi Rp27.000/kg, cabai merah dari Rp44.000/kg menjadi Rp48.000/kg, dan ayam potong dari Rp30.000/kg menjadi Rp35.000/kg. Fauzi menilai bahwa jika tidak diimbangi dengan kebijakan ekonomi yang tepat, lonjakan harga ini dapat menekan daya beli masyarakat. 

"Oleh karena itu, kami ingin memastikan BRI telah menyiapkan strategi yang efektif untuk membantu UMKM dan sektor riil agar tetap produktif. Sebagai bank dengan jaringan luas, BRI harus berperan aktif dalam penyaluran pembiayaan ke sektor usaha kecil dan menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian," ujarnya. 

Selain itu, ia juga menyoroti meningkatnya permintaan uang tunai menjelang Lebaran, yang berpotensi meningkatkan peredaran uang palsu di masyarakat. Fauzi meminta BRI untuk memperketat pengawasan serta meningkatkan sosialisasi terkait keaslian uang guna mencegah masyarakat menjadi korban peredaran uang palsu. 

"Kami berharap BRI tidak hanya memastikan ketersediaan uang tunai yang cukup, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri uang asli. Ini merupakan tanggung jawab bersama antara perbankan dan pemerintah," katanya. 

Konsinyering ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai kesiapan sektor perbankan dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik. Dalam diskusi tersebut, Komisi XI DPR RI juga menekankan pentingnya sinergi antara BRI, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi serta memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok di pasar. 

"Kami berharap hasil pertemuan ini menghasilkan solusi konkret dalam mengatasi lonjakan harga dan menjaga daya beli masyarakat. Kolaborasi antara BRI dan berbagai pihak sangat dibutuhkan agar masyarakat bisa menjalani Ramadan dengan tenang tanpa terbebani harga kebutuhan yang melambung," kata Fauzi. 

Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, dalam kesempatan tersebut menegaskan komitmen BRI dalam mendukung UMKM. Saat ini, BRI memiliki 1.032 Sentra Layanan Usaha Mikro dengan total 180 juta nasabah simpanan dan 36,9 juta nasabah pinjaman.

0 comments

    Leave a Reply