Harga Minyak Mentah Turun di Pasar Asia

iVOOXid, Singapore – Harga minyak mentah di pasar Asia mengalami penurunan pada perdagangan Kamis (27/07/2017) pagi ini. Menurut laporan Reuters, harga minyak mentah Brent di Singapura turun 15 sen atau sekitar 0,3% menjadi US$50,82 per barel. Padahal pada perdagangan sehari sebelumnya, harga komoditi itu naik 1,5% dari US$50,22 per barel menjadi US$50,97 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) terpangkas 0,3% atau 14 sen menjadi US$48,61 per barel.
Penurunan harga minyak mentah tersebut terjadi setelah mengalami kenaikan harga selama tiga hari berturut-turut karena ditopang oleh harapan penurunan stok minyak mentah Amerika dan perkiraan penurunan pasokan di pasar global setelah Arab Saudi bersama negar-negara anggota OPEC lainnya sepakat untuk mengurangi pasokan minyak di pasaran dunia.
Stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun tajam pada pekan lalu setelah pertumbuhan produksi kilang minyak negara Paman Sam tersebut melambat bersamaan dengan perlambatan impor minyak AS. Sementara itu, stok bensin dan persediaan produksi penyulingan minyak AS terus berkurang.
“Stok minyak mentah hingga 21 Juli turun 7,2 juta barel atau jauh di atas perkiraan yang menyebutkan penyusutan sekitar 2,6 juta barel. Itu menandai persediaan hidrokarbon secara berturut-turut selama empat pekan mengalami penurunan,†kata Jenna Delaney, analis minyak PIRA Energy.
Optimisme kelebihan pasokan global yang sudah berjalan selama bertahun-tahun bergerak menuju keseimbangan juga didukung oleh berita awal pekan ini, bahwa Arab Saudi berencana membatasi ekspor minyak mentah menjadi 6,6 juta barel per hari (bph) pada Agustus, sekitar satu juta bph di bawah tingkat ekspor tahun sebelumnya
Anggota Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) lainnya, Kuwait dan Uni Emirat Arab juga berjanji untuk memangkas ekspor. Pengurangan pasokan minyak global masih akan terus berlangsung. Namun sejumlah analis mengatakan harga minyak mungkin memiliki ruang gerak yang tipis karena kenaikan baru-baru ini dapat mendorong lebih banyak produksi, terutama dari produsen shale-oil (minyak serpih-red) Amerika.
“Pasar kemungkinan akan lebih memperhatikan aktivitas pengeboran di Amerika dalam beberapa pekan mendatang, terutama setelah pernyataan dari pelaku industri tersebut bahwa jumlah rig di Amerika melambat,†pungkas para analis tersebut.[abr]

0 comments