Zulhas Buka-bukaan Alasan Sektor Pangan Rl Tertinggal dari Vietnam & Thailand | IVoox Indonesia

April 30, 2025

Zulhas Buka-bukaan Alasan Sektor Pangan Rl Tertinggal dari Vietnam & Thailand

Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia, Zulkifli Hasan
Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia, Zulkifli Hasan usai acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum pada Selasa (10/12/2024). IVOOX.ID/Rinda Suherlina

IVOOX.id – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui bahwasanya sektor pangan RI tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Vietnam dan juga Thailand. Hal itu kata dia lantaran di masa pemerintahan sebelumnya Indonesia memiliki prioritas lain yakni pembangunan bidang politik dan infrastruktur.

"Kami mengakui kami tertinggal dari Vietnam, kami mungkin tertinggal dari Thailand, tetangga-tetangga kami. Karena pada 5 tahun pertama reformasi fokus kepada pembangunan bidang politik, sampai 10 tahun. Kemudian dilanjutkan Pak Jokowi fokus kepada pembangunan infrastruktur," ujar Zulhas pada Selasa (10/12/2024).

Oleh karenanya kata dia Presiden Prabowo Subianto kini memprioritaskan swasembada pangan di masa pemerintahannya. Menurut Zulhas, Prabowo sudah menegaskan agar target swasembada pangan dapat tercapai setidaknya pada 2027.

"Oleh karena itu Pak Prabowo mengatakan kita harus swasembada pangan, beliau bicara di APEC dan di G20, Indonesia harus swasembada pangan pada tahun 2027," katanya.

Zulhas mengatakan Indonesia hingga saat ini masih bergantung pada impor, terutama di bidang pangan. Menurutnya Indonesia melakukan impor pangan cukup besar menyentuh angka 30 juta ton. Jumlah tersebut kata dia meliputi impor gula, beras, garam, hingga terigu.

"Kita lihat kenapa Indonesia sangat tergantung kepada impor terutama bidang pangan. Kami impor dari hasil pertanian selama ini kira-kira hampir sama dengan produksi pertanian kami. Total yang kita impor di bidang pangan ini 30 juta ton hampir sama dengan produksi beras kita," ujarnya.

Zulhas mengakui untuk mencapai swasembada pangan ini memang tidak mudah. Menurutnya butuh banyak kebijakan yang perlu disesuaikan.

"Saya ambil satu contoh, kita kalau ingin swasembada beras saja, satu item saja itu kebijakannya luar biasa," ujarnya.

0 comments

    Leave a Reply