Zainul Maarif Ungkap Kronologi Kunjungan ke Israel dan Pertemuan dengan Presiden Isaac Herzog | IVoox Indonesia

May 20, 2025

Zainul Maarif Ungkap Kronologi Kunjungan ke Israel dan Pertemuan dengan Presiden Isaac Herzog

Nahdliyin yang berfoto bersama Presiden Israel Isaac Herzog
Potret lima orang Nahdliyin yang berfoto bersama Presiden Israel Isaac Herzog (ANTARA/HO-Istimewa)

IVOOX.id – Zainul Maarif, salah satu dari lima anggota pemuda Nahdlatul Ulama (NU) yang berangkat ke Israel dan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog, mengatakan bahwa perjalanan mereka dibiayai oleh sebuah organisasi dan menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

"Saya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia, umat Islam, warga Nahdlatul Ulama, dan institusi-institusi di mana saya bekerja atau berorganisasi atas ketidaknyamanan yang terjadi setelah saya bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, pada 3 Juli 2024," kata Zainul Ma’arif dalam pernyataan resminya yang diterima ivoox.id Kamis (19/7/2024).

Zainul menjelaskan bahwa pertemuan dengan Presiden Israel itu hanya pertemuan tambahan dari kegiatan inti "Penelitian Lapangan dan Dialog Lintas Iman untuk Perdamaian" yang diselenggarakan di Palestina dan Israel pada 30 Juni - 5 Juli 2024.

"Kegiatan utama kami adalah penelitian mengenai kehidupan Muslim di Israel. Mengingat kondisi Muslim di Palestina, khususnya di Gaza, sudah banyak dibahas," katanya.

Sebagai bagian dari kegiatan dialog lintas iman, Zainul berangkat dari Indonesia ke Palestina dan Israel bersama dengan rekan-rekan beragama Katolik, Kristen, dan Yahudi. Di Palestina dan Israel, rombongan lintas iman dari Indonesia bertemu dengan tokoh-tokoh lintas iman, warga sipil Palestina dan Israel, serta mendapat kesempatan bertemu dengan Presiden Israel.

"Dalam pertemuan dengan Presiden Israel selama kurang lebih 20-30 menit, kami rombongan lintas iman dari Indonesia hadir menunjukkan kebhinekaan Indonesia yang hidup rukun, serta mengungkapkan pesan perdamaian," ujar Zainul.

Zainul mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, dirinya menyampaikan pesan perdamaian dan meminta Israel untuk menghentikan serangannya yang melampaui batas terhadap warga Palestina di Gaza.

"Ketika meminta Presiden Israel untuk tidak memerangi warga Palestina lagi, saya menyadari diri saya bukan siapa-siapa untuk bisa mempengaruhinya. Namun, saya merasa perlu memanfaatkan kesempatan untuk menjalankan ajaran Islam berupa hadis Nabi Muhammad SAW, yang artinya 'Jihad terbaik adalah menyampaikan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim'," katanya.

Zainul juga menekankan bahwa meskipun Presiden Israel hanya pemimpin simbolis, menyampaikan pesan perdamaian tetap penting.

"Semoga cahaya kecil sekalipun bisa memberikan penerangan. Semoga genosida rezim Netanyahu terhadap warga Palestina berakhir. Semoga kemerdekaan Palestina teraih tanpa pertumpahan darah. Semoga kedamaian hidup dirasakan oleh orang-orang yang dizalimi," katanya. 

0 comments

    Leave a Reply