Yield Treasury Naik Saat Trader Koleksi Sejumlah Data Ekonomi Baru

IVOOX.id, New York - Imbal hasil Treasury AS naik pada hari Selasa karena para pedagang menimbang kumpulan data ekonomi baru karena bank sentral di seluruh dunia memperketat kebijakan moneter.
Imbal hasil pada catatan Treasury 10-tahun patokan adalah 6 basis poin lebih tinggi pada 3,3%, sedangkan imbal hasil pada obligasi Treasury 30-tahun diperdagangkan hampir 8 basis poin lebih tinggi pada 3,373%. Imbal hasil bergerak terbalik dengan harga.
Survei nonmanufaktur Federal Reserve Philadelphia menunjukkan aktivitas diperluas di wilayah tersebut bulan ini, namun ekspektasi untuk pertumbuhan di masa depan menurun, kata Fed Philadelphia.
"Meskipun indeks masa depan menurun, perusahaan yang merespons terus mengharapkan pertumbuhan selama enam bulan ke depan secara keseluruhan," kata bank.
Pasar AS ditutup pada hari Senin untuk liburan Juneteenth.
Sesi perdagangan Selasa datang setelah minggu yang bergejolak di mana bank sentral utama mengisyaratkan upaya yang lebih agresif untuk mengurangi inflasi yang melonjak.
Federal Reserve pada hari Rabu meningkatkan suku bunga acuan dana sebesar 75 basis poin, kenaikan terbesar sejak 1994, dengan inflasi tahunan AS mencapai tertinggi 40 tahun sebesar 8,6% pada bulan Mei.
Swiss National Bank kemudian mengejutkan pasar dengan kenaikan suku bunga pertama dalam 15 tahun pada hari Kamis, sementara Bank of England menerapkan kenaikan kelima berturut-turut.
The Fed "akan terus menaikkan suku bunga sampai inflasi turun kecuali satu dari tiga hal terjadi," tulis Joe Kalish, kepala strategi makro global di Ned Davis Research.
"Pertama adalah likuiditas dan fungsi pasar keuangan. Tingkat yang terus meningkat dan ketidakmampuan perusahaan untuk memanfaatkan pasar modal akan memberi lampu merah kepada The Fed."
"Selanjutnya adalah kondisi keuangan yang menandakan resesi. Ini termasuk penyebaran kredit yang meledak dan pasar beruang resesi untuk saham. Spread kredit masih memberi lampu hijau kepada Fed, sementara saham berkedip kuning," tambah Kalish. pasar kerja masih dinilai ketat, lebih sedikit lowongan pekerjaan dan meningkatnya klaim pengangguran bisa segera mengubah warna kuning ini.”(CNBC)

0 comments