Yellen Yakin Perang di Ukraina Bikin Lemah Ekonomi Rusia di Tahun-tahun Mendatang

IVOOX.id, Washington DC - Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan perang Rusia melawan Ukraina telah melemahkan ekonomi dan memperlambat prospek pertumbuhan negara itu di masa mendatang.
“Ekonomi Rusia diproyeksikan mengalami kontraksi tahun ini dan tahun depan,” kata Yellen Kamis sebelum pertemuan dengan pejabat ekonomi Eropa di Dana Moneter Internasional dan pertemuan tahunan Bank Dunia di Washington, D.C.
Sanksi bersejarah yang dijatuhkan oleh AS, Uni Eropa, dan sekutunya terhadap Rusia karena invasinya yang tidak beralasan ke Ukraina telah memutuskan negara itu dari pasar modal Barat dengan tujuan yang lebih besar untuk merampas pendapatan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dia butuhkan untuk membiayai perang, Yellen dikatakan.
“Investasi yang hilang, termasuk ratusan perusahaan sektor swasta yang telah meninggalkan negara itu dan kemungkinan tidak akan kembali, dan kendala pada ekonomi riil Rusia akan menghambat prospek pertumbuhan Rusia untuk tahun-tahun mendatang,” katanya dalam sambutan yang dirilis oleh departemen tersebut.
Menteri Keuangan mengadakan pertemuan dengan Valdis Dombrovskis, wakil presiden eksekutif dan komisaris perdagangan Komisi Eropa, dan Paolo Gentiloni, komisaris Eropa untuk ekonomi.
Produk domestik bruto Rusia diperkirakan akan berkontraksi 6,2% tahun ini dan 4,1% pada 2023, menurut Economist Intelligence Unit. Proyeksinya “sangat besar menurut standar historis dan internasional,” Agathe Demarais, direktur prakiraan global unit tersebut mengatakan kepada CNBC pada bulan September.
EIU juga mengatakan boikot Eropa terhadap minyak Rusia akan semakin menguras ekonomi. Sektor energi menyumbang sekitar sepertiga dari PDB Rusia, termasuk setengah dari semua pendapatan fiskal dan 60% dari ekspor, CNBC melaporkan.
Yellen dan Wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo mempromosikan batas harga strategis G-7 pada minyak Rusia pada pertemuan IMF minggu ini sebagai metode yang efektif untuk menolak pendapatan Kremlin untuk melanjutkan perangnya melawan Ukraina.
Sanksi juga secara efektif membuat Rusia bergantung pada “pemasok pilihan terakhir seperti Iran dan Korea Utara untuk perlengkapan militer dasar,” menurut Yellen.
“Pada saat yang sama, kami telah memberikan jumlah rekor bantuan militer dan ekonomi ke Ukraina,” tambahnya, “Kami melihat di medan perang keunggulan militer yang diciptakan oleh perbedaan yang semakin besar ini.”(CNBC)

0 comments