WSKT Direkomendasikan BELI dengan Target Harga Rp3.500

iVOOXid, Jakarta – Eveline Liaw, analis Indo Premier Sekuritas, merekomendasikan BELI terhadap saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Harga WSKT berpotensi mencapai Rp3.500 per unit. Jika dibandingkan dengan harga pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu sebesar Rp2.220 per unit, maka harga saham perusahaan konstruksi berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut berpotensi naik sekitar 58%.
“Kedepan, Waskita Karya diyakini bakal memiliki laba yang kuat dan berkelanjutan karena tingginya proyeksi rasio nilai kontrak kerja terhadap pendapatan yang mencapai 6,2 kali pada 2017. Kendati demikian, risiko bisnis juga ikut meningkat, terutama terhadap 50 kontrak kerja yang diperoleh perseroan dan dapat mengakibatkan kenaikan modal kerja,†ujar Eveline di Jakarta, Senin (24/07/2017).
Menurut laporan keuangan semester pertama 2017, perseroan berhasil mengantongi laba sebeasr Rp1,4 triliun atau melonjak 118% dibandingkan periode yang sama pada 2016. Lonjakan tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga utang pemegang saham kepada anak usahanya.
Disamping itu, hal tersebut juga ditopang oleh pertumbuhan pendapatan signifikan sebesar 92% menjadi Rp15,5 triliun dibandingkan periode yang sama 2016. Kondisi tersebut menghasilkan kenaikan marjin laba bersih sebesar 8,2% pada semester pertama 2017 dibandingkan sebesar 7,3% pada periode yang sama 2016.
Kendati demikian, rasio utang terhadap utang (debt to equity ratio/DER) meningkat menjadi 1,8 kali pada semester pertama 2017 dibandingkan sebesar 1,5 kali pada 2016. Hal itu menghasilkan lonjakan beban bunga bersih menjadi Rp643 miliar pada paruh pertama 2017 dibandingkan periode yang sama 2016 sebesar Rp323 miliar.
Sementara itu, marjin laba kotor WSKT dan marjin operasionalnya masing-masing tercatat sebesar 17,3% dan 15% sepanjang Januari-Juni 2017, atau menunjukkan penurunan jika dibandingkan masing-masing sebesar 18,4% dan 15,3% di periode yang sama pada 2016.
Untuk divisi konstruksi, marjin laba kotor WSKT mengalami penurunan menjadi 16,6% pada semester pertama 2017 dibandingkan sebesar 17,8% di periode yang sama pada 2016, kendati pendapatan divisi tersebut mengalami pertumbuhan yang kuat, yaitu sebesar 96% pada paruh pertama 2017 dibandingkan di periode yang sama pada 2016.
Akibatnya, marjin laba kotor secara konsolidasi tertekan menjadi 17,3% sepanjang Januari-Juni 2017 dibandingkan sebesar 18,4% di periode yang sama pada 2016. Sementara itu, kenaikan marjin laba kotor terjadi pada produk precast menjadi 25,5% pada enam bulan pertama 2017 dibandingkan 24% di periode yang sama pada 2016, kendati penjualan precast turun 25% pada semester pertama 2017 dibandingkan di periode yang sama pada 2016 . Adapun divisi jalan tol menghasilkan marjin laba kotor 62,9% setelah mengalami kerugian pada triwulan pertama 2017.
Sementara itu, menurut Eveline, divestasi saham yang dimiliki WSKT di Waskita Tol Road (WTR) sebesar 20% yang mencapai Rp7 triliun juga berpotensi untuk menopang kinerja WKST, terutama untuk membiayai berbagai proyek yang akan dilaksanakannya. Pasca divestasi tersebut, maka WSKT akan mempertahankan kepemilikan saham sebesar 55% di WTR. Menurut manajemen WSKT, ada 13 investor yang sudah menyatakan minatnya untuk menjadi pembeli 20% saham WSKT di WTR tersebut, di antaranya Jasa Marga dan Astratel, anak usaha PT Astra International Indonesia Tbk (ASII).
Saat ini WTR memiliki konsesi 18 ruas tol dengan total sepanjang 998 kilometer dengan rute operasional sepanjang 55 km. Target WTR adalah menambah pengoperasian ruas tol sepanjang 246 kilometer pada tahun ini dan mencapai konsesi tol sepanjang 1.800 kilometer hingga 2019.[abr]

0 comments